Tulisan ini asli saya dapat inspirasinya dari Toilet, setelah saya kebelet diakibatkan membaca berita Teror Bom  yang terjadi di beiji Depok tadi malam, 8/8/2012. Antara kaget dan tidak juga sih, karena seperti biasanya kalau sudah ada teror disuatu tempat, maka akan ada teror menyusul ditempat lainnya, dan hal itu kita semua mafhum.
Seperti Teror di Solo, semua kita sempat kaget kok bisa terjadi secara berturut-turut, dan beru terhenti setelah pelakunya berhasil ditangkap oleh aparat kepolisian. Pada saat itu kita semua pasti  berasumsi bahwa teror di Solo ada kaitannya dengan Pilkada DKI Jakarta, tapi setelah semua terungkap, maka asumsi tersebut pun terpatahkan.
Sekarang giliran Jakarta yang diteror, meskipun bukan polisi yang menjadi sasaran seperti yang terjadi di Solo, tapi tetap saja teror tersebut sudah mengganggu keamanan Jakarta, khususnya Kotamadya Depok. Apakah kita akan kembali berasumsi bahwa teror ini merupakan warning bagi Momentum Pilkada DKI Jakarta ? tentunya kita pun tidak berani berasumsi demikian sebelum ada penjelasan dari kepolisian.
Kenapa saya mengatakan Teror yang terjadi di Solo dan Jakarta sebagai Teror 1/2 Mateng (maaf ini bukan telor 1/2 mateng), karena teror yang terjadi di Solo dilakukan oleh anak-anak yang masih muda usia, yang belum patut untuk terlibat dalam teror seperti itu, sehingga teror yang mereka lakukan pun hanyalah Teror 1/2 Mateng.
Begitu juga Teror yang terjadi di Jakarta, efek dari teror tersebut bagi kita hanya sekedar efek psikologis, karena teror yang dilakukan baru sekedar bertujuan untuk mengganggu keamanan, efek langsung justeru diterima oleh pelaku teror. namun meskipun hanya Teror 1/2 mateng, tetap saja harus diwaspadai, sangat mungkin puncak teror ini akan terjadi saat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua pada tanggal 20 Sepetember yang akan datang, ini hanya dugaan saya.
Meskipun Teror di Solo dan di Jakarta dikatakan tidak ada kaitannya dengan Pilkada DKI Jakarta, namun secara tidak langsung tetap berpengaruh pada situasi dan Kondisi Pilkada DKI Jakarta nantinya, karena keamanan di Jakarta menjadi kurang kondusif, ada rasa was-was dari masyarakat, karena keamanan dan kenyamanannya terganggu. Kita sangat berharap, semoga saja berbagai teror yang terjadi tidak mempengaruhi Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H