Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa sosiologi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Rezim Globalisasi

5 Desember 2011   14:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:48 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar dua puluh tahun yang lalu kata globalisasi hampir tak pernah digunakan dalam akademis maupun pers. Namun kata itu sekarang muncul dimana-mana mulai dari pidato politik, bisnis dan dalam dunia teknologi. Globalisasi kini intens diperbincangkan dalam lingkungan akademis dan literatur demokrasi sosial. Sebagian besar aspek globalisasi diperdebatkan bagaimana istilah itu seharusnya dipahami. Bahkan beberapa orang menyatakan bahwa globalisasi merupakan mitos, atau hanya sebuah kelanjutan dari trend yang telah lama mapan. Bagi mereka, globalisasi adalah ciptaan kaum neoliberal. Ada juga yang mengatakan bahwa globalisasi tidak hanya real, tetapi juga sangat maju perkembangannya. Globalisasi biasanya dianggap berkaitan dengan perekonomian yang melibatkan hubungan-hubungan global. Karena itu, globalisasi ekonomi adalah nyata dan tidak hanya merupakan kelanjutan atau kebalikan dari kecenderungan-kecenderungan tahun-tahun sebelumnya.

Namun globalisasi bukan hanya tentang saling ketergantungan ekonomi, tetapi tentang transformasi ruang dan waktu dalam kehidupan kita. Peristiwa ditempat yang jauh, entah itu berkaitan dengan ekonomi atau tidak, mempengaruhi kita secara langsung dan segera daripada yang pernah terjadi sebelumnya. Sebaliknya, keputusan yang kita ambil sebagai individu, juga berpengaruh pada implikasi global. Karena globalisasi juga mendesak ke samping, menciptakan wilayah ekonomi dan cultural baru yang kadang kala melintas batas-batas bangsa Negara. Rezim globalisasi telah membuat sistem komunikasi tanpa batas antar bangsa dan Negara. Hal itu menyebabkan terjadinya perubahan dari mulai interaksi sosial, sistem ekonomi, politik, ataupun pembangunan. Keika kita sedang berada di sebuah mall, kita dapat melihat hampir semua orang yang kita lihat berpakaian seragam atau sama. Begitu pula dengan potongan rambut mereka, hampir sama juga. Yang tidak kalah menarik adalah hampir semua electrical fashion (gadget) yang mereka gunakan juga sama semua. Itulah sedikit gambaran tentang rezim globalisasi.

Pada kebutuhan makan misalnya, harusnya kita makan yang cukup dan tidak perlu berlebihan, tetapi kita lebih tergiring untuk makan secara modis ke restoran ala fast food yang sebenarnya standar gizi dan kebersihannya perlu dipertanyakan, belum lagi mekanisme pajak yang dibebankan kepada kita yang kemudian dibagi dengan pemilik modal utama yang rata-rata orang barat. Begitu pula pada kebutuhan fashion, dapat dipenuhi dengan pakaian yang cukup melindungi tubuh dan sesuai dengan selera uang, bukan selera nafsu berpakaian yang disandarkan pada manisnya bukan iklan. Itu semua ada hubungannya dengan budaya popular, karena budaya dapat digunakan untuk mengacu pada suatu proses umum perkembangan intelektual, spiritual dan estetis (Williams, 1983: 90).

Kalau kita berbicara tentang globalisasi, maka sangat terkait dengan kapitalisme sebagai alat dari proyek neoliberalisme. Contohnya, pegolf ternama dunia Tiger Woods sebagai endorsement sepatu Nike mempunyai gaji lebih besar dibandingkan dengan seluruh gaji pekerja/buruh di perusahaan Nike. Begitu juga pada saudara-saudara kita yang ekerja dalam dunia fashion, mereka dibayar dengan sedikit upah dan sering sakit-sakitan. Apakah kita tega untuk tetap membeli produk yang mereka kerjakan, sementera mereka menderita dan kita menari bergembira. Ini yang memprihatinkan, ketika pemilik modal menindas para pekerja buruh. Dalam hal ini para kapitalis menggunakan strategi ikon dalam pasarnya. Seperti Barbie yang menyimpulkan kesuksesan sebuah perusahaan dalam dunia pasar global. Barbie adalah sebuah ikon kecerdikan perusahaan di era kemrosotan dan restruksurasi perusahaan sekaligus era kompetisi global. Merujuk presiden dan Chief Executive Officer (CEO) Mattel, Jill Barad, Barbie adalah sebuag merek berkekuatan global (Mary F Rogers).

Era globalisasi juga memunculkan entrepreneur modern yang merupakan bagian integral dari transisi ekonomi yang besar yang dikenal sebagai proses historis industrialisasi. Industri modern tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi dan organisasi, cara-cara baru untuk melakukan sesuatu bermunculan. Jadi, entrepreneur industri modern mempunyai ciri-ciri tertentu yang tidak dapat dengan mudah dapat ditemukan dalam masa-masa pra industri.

Revolusi komunikasi dan penyebaran teknologi informasi sangat erat kaitannya dengan proses-proses globalisasi. Bahkan ini juga berlaku dalam arena ekonomi. Pasar uang yang bergerak dua puluh empat jam bergantung pada gabungan teknologi satelit dan computer yang juga mempengaruhi banyak aspek kemasyarakatan lainnya. Dunia dengan komunikasi elektronik yang seketika mengguncang institusi-institusi local dan polarisasi kehidupan sehari-hari. Media juga mempunyai peran penting dalam globalisasi. Saya akan mengutip tulisan James Lull dalam bukunya Media, Communication, Cuture :

“The mass media help constitute and regulate social reality by structuring some of their audience most common and important experience.”

Jadi media massa mengatur realitas sosial dari struktur umum para konsumen media.

Dengan semakin tak terbatasnya hubungan antar bangsa Negara dan meluasnya industrialisasi, maka memungkinkan juga terjadinya ledakan penduduk dunia. Yang menjadi masalah adalah karena sumber daya alam akan semakin habis, dan lonjakan penduduk semakin meledak. Seperti tulisan Thomas Malthus dalam bukunya ledakan penduduk dunia :

“Masalah kependudukan merupakan masalah zaman kita. Pada pertengahan abad ke-20 siapapun yang berkeliling dunia, sebagaimana baru-baru ini saya lakukan, pasti akan dikejutkanoleh tanda-tanda semakin besarnya tekanan penduduk terhadap berbagai sumber daya alam kita dan pada saat yang sama terjadi longsor, penggundulan hutan, dan perusakan marga satwa terjadi diman-mana.”

Globalisasi amat sering diperbincangkan seolah-olah hal ini merupakan ancaman. Sebenarnya tidak demikian. Negara korporasi bisnis, dan kelompok-kelompok lain telah secara aktif mengupayakan kemajuannya. Banyak riset yang membantu terciptanya satelit komunikasi yang didanai oleh pemerintah, demikain adalah fase-fase awal yang disebut dengan internet. Globalisasi secara ringkas adalah sebuah rentangan proses yang kompleks, yang digerakkan oleh berbagai pengaruh politis dan ekonomis. Globalisasi mengubah kehidupan sehari-hari, dan yang terpenting adalah bukan bagaimana kita menghindari globalisasi yang semata-mata seperti monster menyeramkan, tetapi bagaimana agar kita dapat memposisikan diri dengan globalisasi. Globalisasi telah menghasilkan sekumpulan tantangan-tantangan khusus. Ekonomi dunia semakin terbuka telah memaksa pemerintah-pemerintah untuk memberlakukan kebijakan-kebijakan disiplin untuk menjaga stabilitas jangka panjang. Dalam sebuah dokumen dari United States Space Command Vision for 2020, tertulis:

“The globalization of the world will also continue, with a widening between ‘haves’ and ‘have nots’”

yang artinya globalisasi ekonomi dunia akan berlanjut dengan memperlebar jurang si ‘kaya’ dan si ‘miskin’.

Daftar Pustaka :

Baudrillard, P Jean. 2004: Masyarakat Konsumsi, Kreasi Wacana

Voice of America Forum Lectures : Modernisasi, Dinamika Perubahan

Rogers, F Mary. 2003: Barbie Culture, Bentang Budaya

Malthus, Thomas. 2004: Ledakan Penduduk Dunia

Zakaria, Fareed. 2004: Masa Depan Kebebasan, Ina Publikatama

Lull, James. 1995: Media, Communication, Culture, Polity Press

Giddens, Anthony. 1999: The Third Way, Gramedia Pustaka Utama

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun