Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa sosiologi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perempuan: Manusia Kedua?

25 Juni 2012   03:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:34 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“To alter the position of woman at the root is possible only if all conditions of social, family, and domestic existence are altered” (Leon Trotsky).

Sekitar abad 17 atau setelah revolusi Amerika tahun 1776 dan revolusi perancis 1792, mulai banyak berkembang pemikiran bahwa posisi perempuan kurang beruntung atau dibawah dari laki-laki dalam realitas sosial. Kutipan dari seorang Marxist sekaligus revolusioner Rusia, Leon Trotsky seolah menyaurakan bahwa posisi perempuan tidak akan berubah sebelum kondisi sosial, keluarga, dan keberadaan lokal itu sendiri telah berubah.

Sering kita mendengar bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah, sensitif dan mudah menangis daripada laki-laki. Lemah secara fisik, sensitif secara batin, dan mudah menangis secara perasaan. Namun terlepas dari itu semua kita juga sering mendengar istilah bahwa surga ada ditelapak kaki ibu. Ibu adalah perempuan. Maka jika kita menganut istilah tersebut, kita tidak akan bisa masuk surga jika kita menyakiti atau melukai perempuan.

Banyak pendapat yang menilai buruk jika perempuan keluar malam. Padahal kita belum tahu perempuan keluar malam untuk pergi ke diskotik atau shalat tarawih. Stereotype masyarakat tentang moral perempuan terlalu kuat. Terlebih kepercayaan orang tua terhadap anak perempuannya bersifat protective. Begitu juga dengan suami yang melarang istrinya untuk bekerja atau berkarir, mereka lebih dianjurkan untuk memasak dan mengurus anak dirumah. Dalam konteks ini ada ruang-ruang tertutup dalam berekspresi bagi perempuan.

Indikator kemungkinan cara pandang dan justifikasi masyarakat terhadap perempuan adalah dari faktor kebudayaan dan biologis. Budaya ketimuran yang paling akrab ditelinga kita adalah istilah dapur, sumur dan kasur. Dimana kehidupan perempuan hanya diwajibkan didalam rumah saja. Faktor biologis juga sering menjadi tolak ukur masyarakat dalam memandang perempuan yang dianggap lebih lemah dibanding laki-laki. Sehingga tidak jarang kita melihat dalam dunia akademis perempuan menjadi minoritas di jurusan teknik.

Gerakan perempuan atau yang disebut dengan feminisme muncul ketika pemikiran posisi perempuan dibawah laki-laki. Gerakan ini dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu & Marquez de Condorcet di Eropa. Gerakan ini menggugat persamaan hak dan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Baik hak berekspresi, politik, pendidikan, bahkan seksualitas.

Dalam konteks keIndonesiaan sendiri, bangsa ini mempuyai tokoh perempuan inspiratif baik pada zamannya maupun zaman setelahnya, ialah Kartini. Perempuan kelahiran Jepara 21 April 1879 ini mencetak sejarah dengan pergolakan pemikirannya. Kartini adalah orang yang sangat ingin maju dengan bersekolah. Namun karena faktor budaya, ia hanya bersekolah sampai usia 12 tahun setelah itu dipingit. Bukan tanpa perjuangan, pada masa pemingitannya, Kartini banyak menulis dan mengungkapkan pemikirannya lewat surat kepada teman-temannya di Belanda. Ia juga teratur membaca majalah Hollandsche Lelie untuk mengetahui peradaban.

Bahkan dia mengkritik kebudayaan bangsanya yang dianggap menghambat kemajuan dan berbagai interpretasi agama yang merugikan perempuan dan manusia (Nasir Tamara, 2008). Kartini adalah salah satu tokoh penggerak kemerdekaan perempuan Indonesia. Sampai pada titik ini, saya masih ingin bertanya apakah perempuan adalah manusia kedua atau manusia yang sama?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun