Mohon tunggu...
Kurnia Trisno Yudhonegoro
Kurnia Trisno Yudhonegoro Mohon Tunggu... Administrasi - Agricultural,Economic consultant and military enthusiast

Agricultural,Economic consultant and military enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Charlie Hebdo dan Eropa

20 Januari 2015   23:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:43 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serangan terhadap kantor majalah satir Charlie Hebdo di Paris, dan serangan lanjutan terhadap sinagog serta supermarket etnis Yahudi di Paris seakan membangunkan Eropa untuk bertindak. Serangan-serangan yang berujung pada kematian belasan orang ini bisa dikatakan merupakan hasil dari serangan individual ketimbang sebuah serangan yang terorganisir. Tidak lama berselang, Belgia melakukan serangkaian penangkapan yang berujung pada kematian dua orang terduga teroris.

Di seberang selat channel, Pemerintah Inggris langsung mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan Amerika Serikat, dan bersepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang counter-terrorisme. Kembali ke daratan Eropa, demonstrasi mendukung Charlie Hebdo dihadiri hampir satu juta orang di Perancis, dan dukungan mengalir dari pelbagai sudut eropa. Oplah majalah Charlie hebdo meningkat dari 50000 menjadi jutaan eksemplar.

Di Jerman, Demonstrasi rakyat yang menolak Pegida (sebuah organisasi anti Islam) sempat dicap tidak bernilai "Eropa", dimana kanselir Jerman sampai buru-buru membatalkan kehadirannya karena takut dianggap tidak solider dengan Negara Tetangga.

Bahkan, beberapa hari ini, pemimpin Eropa memutuskan untuk bersidang khusus membahas soal masalah terorisme. Merupakan suatu rekor tersendiri dalam kecepatan penanganan suatu masalah.

Muncullah pertanyaan, ketika Andre Breivik, seorang anarkis di Norwegia meledakkan bom, dan membunuh lebih dari 7 lusin manusia, apa reaksi Negara-negara Eropa? Praktis tidak ada. Bahwa Breivik menyatakan dirinya sebagai kesatria Templar, berjuang untuk membersihkan Eropa dari Islamisasi, hampir-hampir tidak ada demo yang menentang.

Saya pribadi bukanlah orang yang senang dengan teori konspirasi, dan menganggap bahwa hampir semua teori konspirasi adalah isapan jempol belaka. Kalaupun ada teori konspirasi, maka biasanya bisa dijelaskan dengan ada kepentingan apa dibalik semua ini.

Saya menolak pandangan beberapa orang yang mengatakan bahwa Charlie Hebdo dan operasi Counter-Terrorisme di Eropa merupakan serangan terhadap satu agama tertentu. Charlie Hebdo memang merupakan majalah satir yang menyindir semua segi kehidupan, baik agama, pemerintah, maupun politisi. Jangan kaget dengan karikatur polisi perancis yang digambarkan seperti vampire, politisi dengan PSK, Paus bermesraan dengan pengawalnya dan sebagainya. Kalau di negeri Indonesia karikatur semacam ini sudah pasti dihujani tuntutan pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan, tetapi di Perancis, hal ini dianggap kebebasan berpendapat.

Lalu mengapa reaksi dari pemimpin dan penduduk Eropa sangat keras ?

Jawabannya sederhana : Ekonomi dan Politik

Ekonomi

Kondisi Ekonomi Eropa bisa dikatakan stagnan. Bila Indonesia dikatakan tumbuh biasa-biasa saja (di angka 5,8 %), maka Uni Eropa (di angka 1 %) terjemahkan saja sendiri. Di Spanyol, angka pengangguran mencapai 25 %, dengan angka pengangguran muda (dibawah 30 tahun) mencapai 45 %, belum termasuk yang setengah menganggur atau pengangguran terselubung (pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan atau bekerja di bawah tingkat pendidikan). Di Perancis sendiri pengangguran mencapai 10,5 % dengan pengangguran muda di level 24,4 %. Disinilah problem mulai muncul, dengan kondisi perekonomian yang pas-pasan serta pertumbuhan ekonomi yang kecil, maka tensi rakyat akan menjadi tinggi. Tambahkan ke dalam kondisi yang sudah volatil ini imigran dari Negara bekas jajahan Perancis di Afrika yang bersedia menerima upah lebih rendah, dan voila! , resep untuk benturan pun tercipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun