Mohon tunggu...
ksmtematik desabocek
ksmtematik desabocek Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa kandidat sarjana mengabdi

KSM Tematik Desa Bocek dan seluruh anggota kelompok 56, 57, 58, dan 59

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KSM Tematik Unisma Eratkan Silaturahmi Melalui Tradisi Baritan yang Digelar di Desa Bocek bersama Warga Sekitar

27 Agustus 2022   01:39 Diperbarui: 27 Agustus 2022   01:54 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) kel 56,57,58 dan 59 Universitas Islam Malang ikut serta dalam kegiatan tradisi Baritan di Desa Bocek Kecamatan Karang Ploso kabupaten Malang (08/08/2022). Kegiatan ini, selain menambah ilmu pengetahuan, juga diharapkan menjadi media interaksi sosial mahasiswa dengan warga sekitar.

Tradisi Baritan merupakan tradisi dimana masyarakat merayakan upacara tasyakuran yang di lakukan di salah satu punden dan sumber air yang selalu di ambil sebagai air minum dan kebutuhan sehari-hari warga masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai wujud syukur kepada Allah atas limpahan rezeki serta syukur atas hasil panen masyarakat di Desa Bocek. Baritan ini juga diwujudkan untuk menghormati para leluhur yang sudah gugur mendahului, yang mana juga banyak berjasa dalam membangun Desa Bocek. Baritan ini dilaksanakan oleh masyarakat pasca panen besar yang ada di Desa Bocek. Upacara Adat Baritan biasanya dilaksanakan sekali dalam setahun, pada Hari Raya Agung, tepatnya tanggal 10 bulan Haji. Upacara ini dilakukan di Punden Sumbersuko dengan dipimpin oleh juru kunci Punden Sumbersuko.

"Tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan upacara ini ada dua sesi yaitu yang pertama Persiapan, (dilakukan untuk menghitung kebutuhan biaya, jumlah undangan, dan persiapan lainnya), Yang kedua Pelaksanaan ritual yang dilakukan di Punden Sumbersuko, dengan mengadakan tahlilan dan makan Bersama" tutur Bapak Abdul kodim,selaku kepala Desa Bocek. Tradisi baritan di Desa bocek masih banyak menggunakan sesembahan/sesajen yang lengkap, namun saat ini sudah mulai di imbangi dengan kegiatan yang sesuai syariat islam seperti tahlil pada malam baritan. Tradisi baritan diharapkan selalu dilestarikan dan berkelanjutan, tidak terputus dan ditinggalkan karena selain menjaga budaya silaturahmi, juga untuk menjaga kelestarian budaya dan adat istiadat yang sudah ada.

Acara Baritan dimulai dengan tahlilan, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama sambil menikmati kesenian Desa, yaitu tayub. Tayub merupakan tarian pergaulan yang sengaja disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat. Menurut kepercayaan, tari tayub dalam upacara adat merupakan sarana upacara (ritual) yaitu sebagai syarat wajib upacara dalam rangka menghormati roh-roh leluhur serta salah satu perwujudan permohonan terhadap roh-roh leluhur agar diberikan kemakmuran dan terhindar dari mala petaka

Baritan ini merupakan salah satu dari rangkaian acara tasyakuran (Bersih Desa).Selain Baritan, acara tasyakuran juga menampilkan kesenian campursari dan pencak silat. Deretan acara ini dilaksanakan secara berturut-turut pada tanggal 12 -- 15 agustus 2022 setelah pelaksanaan ritual baritan di Punden Sumbersuko pada tanggal 08\08\2022.

Setelah Baritan selesai kemudian dilanjutkan dengan campursari. Campursari adalah kolaborasi musik tradisional gamelan Jawa dengan alat musik modern yang saat ini sudah sangat memasyarakat, bahkan hingga ke luar Jawa. Gebrakan yang dibuat oleh Manthous bersaudara, dengan syair lagu menggunakan bahasa Jawa sederhana, bahasa pergaulan sehari-hari, menjadikan musik ini sangat mengena. Campursari ini dilakukan setelah acara ritual baritan dengan waktu dan tempat yang berbeda, di Desa bocek campursari dilakukan pada jumat malam tanggal 12 agustus bertempat di halaman balai desa Bocek dengan dihadiri seluruh masyarakat umum terutama warga desa Bocek . Setelah serangkaian acara campursari telah usai dilanjut dengan acara pencak yang dilaksanakan pada 15 agustus 2022. Pada acara ini melibatkan tamu undangan yang ikut serta menampilkan kesenian dari berbagai daerah masing masing.

Dengan kegiatan ini diharapkan seluruh masyarakat dan peserta KSM tetap menjaga budaya dan adat istiadat yang sudah melekat selama turun temurun. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal dan mampu menjaga budayanya.

Penulis : Muhammad Fardan Adzkiya

Editor : miftakhul nurjanah

DPL : Eny Widayawati S.AB, M.AB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun