Desa Senggreng populer dengan ikan Mujair, selama ini menjadi komoditas andalan untuk budidaya ikan di Kabupaten Malang. Di Desa Senggreng banyak pembudidaya ikan mujair dimulai dari tambak kecil dan tambak besar.
Disini mahasiswa KSM-T UNISMA ingin berkolaborasi dengan para petani tambak untuk membuat suatu produk yang memanfaatkan potensi ikan mujair di Desa Senggreng. Agar potensi ikan mujair di Desa Senggreng tidak hanya dikenal oleh masyarakat setempat tapi bisa dikenal oleh Masyarakat luas.
Karna itu mahasiswa KSM-T UNISMA mencaritau kendala yang sering di alami oleh petani tambak agar mahasiswa KSM-T UNISMA bisa memberi saran dan juga masukan agar pembudidaya ikan mujair di Desa Senggreng tidak terhenti.
Hasil Wawancara mahasiswa KSM-T UNISMA kepada Pak Eko warga asli Desa Senggreng dan pemilik salah satu tambak yang ada di desa senggreng, beliau adalah salah satu pemilik tambak kecil yang dibuat pada tahun 2019 yang di isi oleh budidaya ikan mujair dan ikan bandeng.
Beliau memilih membudidaya ikan mujair karena lebih mudah dalam proses perawatan ikan tersebut, walaupun banyak kendala - kendala yang sering dialami, salah satunya seperti “kekurangan pakan ikan (pelet), karena kurangnya merawat tambak ikan tersebut”, ujar Pak Eko.
Serta kendala jaring yang rusak/ berlubang, mengakibatkan ikan mujair tersebut lepas dari tambak, dan juga memungkinkan predator masuk ke dalam tambak. Kendala lainnya seperti arus yang berdampak pada pertumbuhan ikan, ketika pasang pertumbuhan ikan akan semakin cepat namun ketika air surut pertumbuhan ikan akan menjadi lambat.
Cara menanggulangi dengan melakukan pengecekan jaring secara berkala dan jika terindikasi adanya kerusakan pada jaring maka segera dilakukan penggantian jaring. Menghitung perkiraan cuaca antara musim kemarau dan musim hujan sehingga dapat memprediksi kemungkinan pertumbuhan ikan lebih cepat atau sedikit melambat.
Jika pada musim hujan pertumbuhan ikan terindikasi lebih cepat, maka membudidayakan bibit ikan mujair lebih banyak untuk memperoleh keuntungan maksimal.
Sedangkan pada saat musim kemarau pertumbuhan ikan terindikasi sedikit melambat dibandingkan pada saat musim hujan yang dapat dijadikan gambaran oleh petani tambak sehingga dapat mengurangi pembelian bibit ikan untuk meminimalisir tingkat kerugian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H