Bintang, bagaimana kabarmu?
Aku senang melihatmu malam ini
Kamu selalu nampak bersahaja dengan kilaumu yang temaram
Bintang, kau masih disana?
Sulit bagiku menemukanmu dibalik awan hitam
Kadang terangmu saru dibalik sinarnya bulan purnama
Tapi aku selalu ingin memastikan kamu masih disana
Bintang, tetaplah diatas sana
Memandangmu lebih dari cukup bagiku
Melihatmu berkedip sayu dalam cahaya temarammu
Dan benakku berkata ‘Bintang, apa kau berkedip padaku?’
Walau kutahu jutaan manusia lainnya berpikir begitu
Bintang, apa kita hidup di waktu yang sama?
Bukankah kita terpisah jutaan tahun cahaya?
Lalu, mungkinkah kita memikirkan hal yang sama?
Apapun itu, aku hanya ingin melihatmu lebih lama
Melihatmu diantara jutaan cahaya lainnya
Karena tanganku tak cukup besar untuk memelukmu
Bahkan tanganku tak akan sanggup menyentuhmu
Walau dengan bantuan pohon kacang raksasa sekalipun
Jadi tetaplah disana dan biarkan aku berbicara padamu setiap malam
Soal kemacetan ibu kota, atau kerjaan yang membosankan
Atau biarkan aku hanya memandangimu dalam bisu
Lalu merindukanmu hingga esok malam tiba
Dan berharap selama itu kaupun merindukanku
Walau kutahu jutaan manusia lainnya berpikir begitu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H