Mohon tunggu...
Kurnia Wulan Ramadhani
Kurnia Wulan Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional/Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Mahasiswi yang sedang menempuh pendidikannya dan menuangkan tulisannya disini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resesi 2023: Bagaimana Nasib Perekonomian Korea Selatan?

9 Oktober 2022   17:14 Diperbarui: 9 Oktober 2022   17:17 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Arabnews.com

World Bank resmi mengumumkan bahwa perekonomian global akan mengalami resesi di tahun 2023 yang disebabkan olah naiknya suku bunga yang dilakukan secara bersamaan oleh seluruh bank sentral di dunia. Oleh karena itu, berbagai ancaman krisis keuangan di pasar dan ekonomi negara berkembang diprediksi akan terjadi.

Salah satu negara yang terkena resiko mengalami resesi yaitu Korea Selatan. Salah satu dampak yang dialami oleh Korea Selatan yaitu turunnya saham hingga mata uang Korea Selatan dikarenakan para investor di Korea Selatan melarikan diri dari negara yang bergantung pada ekspor Korea Selatan.

Pada 26 September 2022, indeks Kospi anjlok sebanyak 3% mendekati penurunan terendah dalam lebih dari dua tahun, memimpin penurunan tertinggi di Asia. Mata uang Korea Selatan, Won, pada kuartal ini telah turun ke level terendah sejak Maret 2009 terhadap US Dolar. Hasilnya, hasol obligasi pemerintah Korea Selatan akhirnya melintasi kurva.

Ketergantungan ekspor Korea dan hubungan perdagangan yang kuat dengan China telah menjadi bumerang sebagai sumber kelemahan dalam beberapa bulan terakhir, sangat kontras dengan hari-hari awal pandemi ketika mereka membantu menopang perekonomian. Eksposur teknologi pasar saham yang relatif berat juga terbukti mahal dalam lingkungan kenaikan suku bunga dan dolar yang lebih kuat.

Seorang analis di Samsung Securities Co., Seo Jung-Hun, mengatakan bahwa pasar saham Korea Selatan sangat sensitif terhadap faktor ekonomi eksternal, sehingga mereka "kaget" terhadap ketidakpastian ekonomi global.

Para investor asing sudah menjual bersih 13,7 miliar dolar saham Korea sepanjang tahun ini. Setelah turun 25% di tahun ini, Kospi mengalami kinerja tahunan terburuk sejak tahun 2008.

Setelah melalui krisis keuangan Asia 1997-1998, otoritas Korea telah menghabiskan bertahun-tahun membangun cadangan devisa untuk melindungi mata uangnya pada saat penjualan asing yang intens. Pembuat kebijakan telah mengeluarkan serangkaian peringatan baru-baru ini untuk mengekang taruhan spekulatif, meskipun dampaknya cepat berlalu di tengah kenaikan dolar.

Depresiasi cepat yang telah terjadi kepada mata uang Korea Selatan, bahkan ketika Bank of Korea telah menaikkan suku bunga pada setiap pertemuan kebijakan sejak April, termasuk kenaikan setengah poin pertama. Gubernur Rhee Chang-yong mengatakan suku bunga bukan satu-satunya cara untuk mengatasi krisis valuta asing dan Korea harus mendorong beberapa investasi luar negerinya untuk kembali ke negaranya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun