Over supply produk pertanian adalah masalah umum yang dihadapi oleh banyak negara di seluruh dunia. Hal ini terjadi ketika jumlah produksi pertanian melebihi permintaan pasar yang ada. Akibatnya, harga produk pertanian dapat jatuh drastis dan petani mengalami kerugian finansial yang besar. Seiring dengan kemajuan teknologi, digitalisasi telah menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari di hampir semua sektor, termasuk pertanian. Dalam era teknologi informasi saat ini, digitalisasi telah mengubah cara pelaku bisnis agribisnis memasarkan produk mereka. Pelaku bisnis pertanian tidak lagi mengandalkan metode pemasaran tradisional, tetapi telah beralih ke strategi pemasaran digital yang lebih efektif dan efisien. pelaku bisnis pertanian memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan dan mendistribusikan produk mereka. Misalnya, melalui website, media sosial, atau aplikasi mobile.
Digitalisasi pemasaran agribisnis memiliki potensi untuk mendorong pemasaran ke luar wilayah. Dengan adanya digitalisasi pemasaran, UMKM dapat memperluas jangkauan pasar mereka, meningkatkan penjualan, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Jasri et al, 2022). Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah usaha yang baru beroperasi dan langsung go online. Usaha baru mulai beroperasi pada rentang tahun 2017- 2020 sebanyak 50,87 persen. Usaha sudah memulai usahanya pada rentang tahun 2010 -- 2016 sebanyak 30,57 persen, dan hanya 18,56 persen usaha yang sudah beroperasi lebih dari sepuluh tahun (Badan Pusat Statistik E-Commerce, 2021).
Pemanfaatan digitalisasi pemasaran juga dapat memberikan dampak positif bagi sektor pendukung bisnis lainnya. Dalam ekosistem digitalisasi, terdapat berbagai sektor yang terlibat, seperti logistik, pembayaran online, dan pengembangan aplikasi. Pertumbuhan sektor-sektor ini juga berpotensi memberikan lapangan pekerjaan baru dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yaitu mensejahterakan masyarakat.
Inovasi digital dalam agribisnis memiliki manfaat yang signifikan dalam menyelesaikan masalah over supply. Berikut adalah beberapa manfaat digitalisasi pemasaran agribisnis dalam mengatasi over supply:
Memperluas jangkauan pasar: Dengan adanya inovasi digital, petani dan pelaku bisnis agribisnis dapat menjual produk mereka secara langsung kepada konsumen melalui platform online. Hal ini memungkinkan mereka untuk mencapai pasar yang lebih luas tanpa harus melalui perantara atau pengecer tradisional.
Memperoleh informasi pasar secara real-time: Dengan memanfaatkan teknologi digital, petani dapat memantau tren pasar dan permintaan konsumen secara real-time. Hal ini membantu mereka untuk mengatur produksi mereka sesuai dengan kebutuhan pasar, menghindari over supply, dan meningkatkan efisiensi produksi.
Meningkatkan pengelolaan inventaris: Digitalisasi memungkinkan petani untuk melacak dan mengelola inventaris mereka dengan lebih baik. Dengan menggunakan aplikasi atau perangkat lunak khusus, mereka dapat memantau stok mereka, memperhitungkan faktor-faktor seperti cuaca dan musim, dan mengatur produksi mereka dengan lebih efektif. Hal ini membantu menghindari over supply dan meminimalkan risiko kerugian akibat pembusukan atau kerusakan produk pertanian.
Meningkatkan promosi produk: Inovasi digital dalam pemasaran agribisnis memungkinkan petani untuk mempromosikan produk mereka dengan lebih efektif. Dengan menggunakan media sosial, website, atau aplikasi mobile, mereka dapat memperkenalkan produk mereka kepada konsumen potensial dengan cara yang lebih menarik dan interaktif. Hal ini membantu membangun merek dan meningkatkan kesadaran konsumen tentang produk pertanian yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan permintaan dan mengurangi kemungkinan over supply.
Studi kasus digitalisasi pemasaran pertanian untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia yaitu "Smart Farming Teknologi Monitoring Produksi dan Pemasaran Kebun Organik" (Hanna et al, 2022). Penelitian menunjukkan pemahaman mengenai petani di Desa Cisondari berkeinginan agar hasil pertanian organik yang mereka hasilkan dapat dikenal secara luas oleh masyarakat. Dalam upaya manajemen usaha mereka, mereka berharap dapat memanfaatkan aplikasi digital untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang optimal. Berdaya Agri, selaku pengelola sayuran organik, tertarik untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat terkait platform penyedia layanan jual beli buah dan sayur organik melalui aplikasi atau situs web.
Rancangan aplikasi smart farming yang digagas bertujuan untuk memantau produksi dan pemasaran kebun organik, sehingga dapat memudahkan transaksi penjualan dan manajemen inventaris antara mitra tani dan mitra kebun. Penggunaan aplikasi ini oleh konsumen juga dimungkinkan untuk melakukan pembelian produk sayuran organik melalui platform pemasaran digital. Bagi petani sayuran organik, aplikasi ini akan memberikan kemudahan dalam pengelolaan informasi terkait anggota kelompok tani, pembibitan, pemupukan, lokasi tanam, tanggal tanam, dan tanggal panen. Diharapkan bahwa implementasi aplikasi ini dapat meningkatkan efektivitas produksi pertanian organik serta mempermudah pemasaran digital kepada konsumen, dengan demikian meningkatkan keuntungan dalam usaha pertanian organik tersebut.