Tadi siang aku dengar aliran kata dari dosen pengajar ku tentang keritik yang diplomatis. Diplomatis yang digambarkannya begitu munafik terhadap realita yang ada. Ya!, ku sebut ia munafik dengan segala diplomatis word kentutnya itu!! Aku bukan orang yang penuh basa-basi seperti dirinya dan serangkaian kalimat diplomatisnya itu. Aku RYUKAZE si Arogan, kan ku katakan itu baik jika baik, dan jelek jika orang-orang yang tampil itu, penampilannya memang buruk, tentunya dengan keritikan yang membangun!, tapi tidak dengan kemunafikan seperti yang kau perlihatkan. Aku tak perlu kiasan bodohmu. Tak perlu tele-tele! Kenapa aku harus diplomatis sepertimu, kita berbeda tak perlu sama. Toh perbedaan itu indah, jadi hargai lah perbedaan antara aku dan kau, jika semua seragam apa jadinya dunia ini, orang-orang mau kau buat isi kepalanya sama dengan kemunafikan bodoh mu itu?? Alah TAI KEBO !! Aku tau kau suka dengan mahasiswi yang ku komentari penampilannya, ya, dan kau terselut saja seketika kan. Alah!!, belajarlah dari MartinLuther tentang perbedaan. Baru jadi dosen yang benar-benar memahami perbedaan. Perbedaan antara kau dan aku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H