Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

La La Land: antara Modern dan Tradisi, antara Idealisme dan Realita

3 Maret 2017   20:49 Diperbarui: 4 Maret 2017   06:00 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film musikal memang tidak terlalu ramah Oscar terutama untuk kategori film terbaik. Bahkan, walaupun sudah dinobatkan menjadi film terbaik 2017 sekalipun hanya bertahan 2,5 menit saja hehehehe ... seperti yang terjadi pada fillm La La Land minggu lalu, karena kesalahan petugas akuntan, yang tertukar memberikan amplop pemenang ke laudator Faye Dunaway dan Warren Beatty. Keteledoran ini membuat Faye Dunaway setelah pengumuman menghilang dari penglihatan dan Warren Beatty dengan tegar berusaha menjelaskan duduk perkara dan memperlihatkan kartu yang benar. Dalam hitungan detik, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di atas panggung. Untunglah, produser film La La Land Jordan Horrowitz cukup sigap dan dengan besar hati menjelaskan dan kemudian memberikan Oscar yang baru saja didapat ke awak film Moonlight.

Sementara Jimmy Kimmel, sang moderator, yang tadinya sudah bersiap menutup acara dengan duduk di sebelah Matt Damon di jajaran penonton, segera bergabung ke atas panggung dan mencairkan suasana yang ada. Awalnya banyak orang berpikir, ini salah satu banyolan Kimmel yang tidak lucu. Ternyata, Kimmel pun tidak tahu apa yang terjadi. Begitulah, perhelatan Oscar 2017 ini tentu akan lama berkesan di ingatan banyak orang. Siapa yang paling senang dengan keteledoran ini? Tentu saja Trump, yang langsung mengirim cuitan sinisnya, untuk membalas sindiran-sindiran politik Kimmel sepanjang acara. Heheheh ... Hollywood, memang mampu menyentuh hati orang dengan caranya sendiri, termasuk dalam keteledorannya.

Film musikal terakhir yang dinobatkan menjadi film terbaik Oscar adalah Chicago tahun 2003. Bila dirunut mundur lagi ke sebelumnya, baru tahun 1961 Oscar diberikan ke film musikal dan dansa West Side Story, atau tahun 1951 untuk film musikal An American in Paris lalu tahun 1930 untuk film musikal The Broadway Melody. Jadi seumur 89 tahun Oscar, baru 4 film musikal saja lolos menjadi film terbaik. Irit ya ... hehehe, tapi memang tidak menang dalam kategori film terbaik Oscar bukan artinya tidak berhasil mencetak box office, film musikal seperti Grease, Mamma Mia, Les Miserables lalu sekarang La La Land berhasil mencetak keuntungan yang luarbiasa. 

Apalagi La La Land, garapan sutradara Damien Chazelle, sutradara termuda yang pernah mendapatkan Oscar ini, modal produksinya minimal tapi keuntungannya berpuluh kali lipat, seperti film Damien lainnya Whiplash. Damien ini baru berumur 32 tahun, pecinta jazz bahkan tadinya ia pun berniat menjadi pemukul drum jazz tapi karena ia menyadari bakatnya kurang ia pun beralih ke dunia film dan ternyata untuk menjadi sukses. Damien baru menggarap 3 Film, yang disutradai dan ditulis sendiri naskahnya, dalam film Guy and Madeline on The Park Bench (2009), Whiplash (2013) dan La La Land (2016) tapi hasil karyanya sudah diwarnai banyak banyak penghargaan dan yang paling menarik adalah ke-3 filmnya ini sangat kental dengan musik dan jazz, sesuai hobinya.

Apa yang menarik dari alur cerita film La La Land?

Kami sekeluarga dengan senang hati nonton film ini di bioskop. Kami menyukai film-film musikal. Saya tahu Ryan Gosling dulu masuk di klub Mickey Mouse dengan Justin Timberlake dan Britney Spears, tapi bila terbiasa melihat Ryan Gosling di Nice Guys, Crazy Stupid Love, Blue Valentine atau Lars and The Real Girl, rasanya sulit membayangkan Ryan Gosling saat menyanyi, tapi hey ternyata tidak hanya menyanyi tampaknya ia juga piawai ber-tap, Waltz dll dance dan main piano. Tapi memang sih walaupun Ryan masuk nominasi sebagai aktor pemeran utama terbaik, peran Emma Stone lebih meyakinkan dan menyentuh, sangat patut menjadi artis pemeran utama terbaik Oscar 2017. Tapi melankolinya Ryan Gosling, membuat film La La Land lebih menyentuh kulit dan tulang.

Alur ceritanya sebetulnya sesuatu yang massal terjadi di kota seperti Los Angeles, kota Hollywood, di mana banyak seniman, artis dan musiker datang mencari peruntungan. Keberhasilan terkadang tidak hanya tergantung dari bakat saja untuk para artis wannabe seperti sangat ditentukan Keberuntungan dan kesempatan, yang 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun