Dalam rangkaian liburan kami, Edensor di Derbyshire menjadi salah satu tujuan kunjungan. Pagi akhir bulan Desember 2017 itu, suhu di Sheffield sangat dingin dan turun salju. Perangkat navigasi kami memperlihatkan perjalanan ke sana hanya sekitar 30 menit. Namun, berita pagi yang kami dengar sebelumnya di hotel mengingatkan untuk tidak keluar rumah, karena beberapa tempat di Inggris Raya lumpuh oleh salju yang turun dengan tiba-tiba dan berlimpah.
Tapi tekad kami sudah bulat, sungguh kuat juga pengaruh buku Edensor ini terutama di saya yang untungnya dimaklumi oleh suami. Dari keempat buku dalam tetraloginya Andera Hirata, hanya Edensor yang bisa membuat saya membaca tanpa henti hampir hanya dalam waktu 3 jam, dengan senang dan rakus pula lho membacanya, karena banyak bagian yang lucu dan momen-momen de ja vu bagi saya.
![Hutan berbalut salju menuju Edensor (dokumentasi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/19/18-5a61935916835f6b930be7b2.jpg?t=o&v=770)
Kecantikan daerah Derbyshire ini bisa saya bayangkan akan terlihat hijau asri saat musim panas. Karena sepanjang perjalanan ke sana, kepadatan kota tidak lagi terlihat. Ya.... C'est la vie,mungkin memang hidup harus begitu, kadang putih, kadang hijau, ya kan. Kami ambil hikmahnya saja, Edensor hijau mungkin sudah banyak kita lihat di internet, maka giliran saya melihat Edensor berbalut salju dan membaginya di Kompasiana.
Gambaran Andrea Hirata tentang Edensor, mulai saya cari-cari dalam ingatan. Tidak mudah memang, maklum saya membaca buku itu hampir 10 tahun yang lalu Tapi sensasi dan keheranan terhadap saya hingga bisa terpaku dan lupa diri selama 3 jam, oleh pesona sebuah buku, yang masuk nominasi penghargaan sastra KLA ini, cukup menghenyakkan juga. Jadi melihat langsung Edensor, bagi saya mungkin lebih kepada menenangkan rasa penasaran dan menyamakan bayangan dan kenyataan.
![Salah satu jalan di Edensor (dokumentasi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/19/19-5a61934df133447633187352.jpg?t=o&v=770)
Dingin sangat menggigit, diiringi mata-mata memperhatikan dari balik jendela. Saya cukup yakin, pengaruh buku Edensor ini, penduduk Edensor mungkin sudah tidak asing lagi dengan wajah-wajah Asia seperti saya. Tentu banyak orang Indonesia datang dan juga ingin menenangkan rasa penasarannya akan Edensor... hehehe.
![Edensor dari atas (dokumentasi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/19/20-5a619320ab12ae27c55288d2.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI