Kebutuhan energi sebuah gedung pencakar langit itu bisa menyamai atau bahkan melebih kebutuhan energi sebuah kabupaten di Indonesia. Bisa dibayangkan kan, bila sebuah kota memiliki 200 lebih gedung pencakar langit, yang tingginya di atas 100 meter. Betapa repotnya memenuhi kebutuhan energi gedung-gedung dalam kota itu saja, baik itu berupa energi listrik ataupun energi lainnya, kebutuhan air bersihnya, pengolahan air kotornya, pengelolaan sampahnya, kualitas udara bersihnya.Â
Nah, dengan bantuan teknologi bangunan hijau sekarang ini semua ada optimasinya, tinggal pemilik gedung itu mau atau tidak melaksanakannya. Karena, penghematan energi listrik dan energi lainnya, penghematan air bersih, manajemen sampah dan kualitas udara yang baik, memang membutuhkan investasi tinggi di awal tapi bila mengingat umur gedung itu bisa seratusan tahun, maka untuk keseluruhan total biaya jangka panjang menjadi lebih ekonomis.
Gedung Pencakar Langit di Dunia Saat Ini
Konon, masih akan dibangun gedung-gedung lain yang tidak hanya mencakar langit tapi juga menembus langit, yang sampai ini diketahui akan dibangun di Jeddah setinggi 1000 meter, hallah... tinggi gedung sudah seperti jarak jalan saja, bisa pakai km tidak hanya meter lagi!Â
Shanghai Tower
Hanya dalam waktu satu minggu, saya berhasil selesaikan membaca buku karya penulis Amerika turunan Cina, Lisa See. Lisa See sungguh penulis istimewa, ia berhasil mendekatkan saya tidak hanya pada orang-orang dalam bukunya tapi juga pada budaya dan sejarah kelam Cina di tahun 1957. Rasanya saya turut senang, sedih, antusias, kesal, gemas dan tegang dengan kondisi Joy, pemeran utama dalam buku Tochter des Glücks, atau judul aslinya Dreams of Joy. Tekanan dan ketegangan di akhir buku, membuat saya semakin cepat membuka lembar demi lembar halaman buku dan kemudian tersedot serta hanyut dalam setiap kata-kata Lisa See. Pun ketika buku sudah selesai saya baca, sensasinya masih demikian menggelayut sehingga sejarah Negari Tirai Bambu ini kembali saya baca dan diskusikan dengan suami saya.
Suami saya memang lebih mengenal Shanghai dari dekat dan aktual. Dengan banyaknya perusahaan Jerman di Cina, membuat suami saya setiap tahun dinas ke Cina, terutama Shanghai. Selalu banyak cerita baru tentang kota Metropolitan Shanghai ini, dalam satu tahun di Shanghai apa pun bisa terjadi, salah satunya jalan layang yang tahun lalu belum ada, minggu lalu sudah turut meramaikan lalu lintas Shanghai. Sungguh sulit dipercaya. Tapi dari semua cerita suami saya, paling menarik bagi saya adalah adanya jaringan sepeda kota sejak bulan Mei tahun ini dan telah selesainya Shanghai Tower, gedung pencakar langit kedua tertinggi di dunia setelah Burj Khalifa di Dubai. Shanghai Tower ini tingginya 632 meter, sedangkan Burj Khalifa 828 meter. Luar biasa, ya.... konon nih... sampai tahun 2019 nanti akan bermunculan pencakar-pencakar langit lebih tinggi lainnya. Tertinggi konon akan ada di Jeddah setinggi 1.000 meter, ya tidak salah baca 1 km... ck ck ck. Kita lihat saja apa ini akan terwujud.
Semoga. gedung-gedung pencakar lainnya mengikuti prinsip teknologi hijau bangunan hijau. (ACJP)