Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Suatu Paginya Pemancing dan Nelayan

12 Mei 2016   16:35 Diperbarui: 12 Mei 2016   21:08 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemancing di jembatan Galata, dok pribadi

Pemancing di jembatan Galata, Turki ini tidak pernah sendirian. Sepanjang jembatan terlihat berdesak-desakan terutama di tempat yang mungkin banyak ikannya. Apakah ikan di bawah sana juga seramai pemancing di atas jembatan ini ?? Entahlah, tapi yang pasti memperhatikan mereka mancing tidak cukup lihat semenit dan terus pergi tapi menjadi satu jam yang mengasyikkan. Umpannya pun bukan hanya satu di ujung pancing, tapi bertingkat-tingkat. Seru sekali memperhatikan betapa repotnya mereka saat memasang umpan.

Saya memang bukan pemancing, saya lebih pantas disebut pemotret yang mancing hehehe. Memancing membutuhkan kesabaran dan ketenangan hati. Tampaknya saya belum sampai ke taraf itu. Terkadang saat hening shalat yang hanya 5 menit saja, saya jadi teringat masih harus melakukan ini dan itu, apalagi kalau mancing dalam hening berjam-jam, bisa-bisa rencana sampai 10 tahun ke depan ikut tersusun.

Terkadang saya pikir, pemancing yang passionate adalah seorang penyendiri yang tidak pernah merasa kesepian, hampir mirip seorang filosof, yang selalu sibuk dengan pikirannya, tidak perduli kekayaan, tidak perduli pujian dan tidak perduli pamor. 

Dalam jalan-jalan kami blusukan ke tempat-tempat hijau yang sepi, ke pinggir danau, ke pinggir laut selalu menemukan para pemancing, yang terlihat damai hanya dengan pancingannya. Seperti terlihat di gambar bawah ini, rasanya ikut girang, melihat pemancing ini di tempat tersembunyi, hening sendirian berhasil memancing seekor ikan. (pssst ... tentu saja, kami girangnya tidak berani bersuara ... horeee horeee nya hanya dalam hati, khawatir ikan-ikan lain menjauh dari pancingannya).

Pemancing, dok pribadi
Pemancing, dok pribadi
Selanjutnya, ternyata pemancing yang sendirian bukan artinya tidak mau menolong. Shubuh menjelang pagi di pinggir laut Normandie, saya menjadi saksi sikap pemancing dan nelayan yang harmonis. Pemancing bermantel hujan kuning, pagi itu sudah cukup menarik perhatian saya. Ia tampak sendirian asyik memancing, hanya ada ia dan pancingannya dalam geliat pagi yang terasa dingin bagi saya. 

dok pribadi
dok pribadi
Tidak lama kemudian, saya lihat dua nelayan tidak jauh dari pantai, sedang menyiapkan kapalnya untuk berlayar. Dengan lambat tapi pasti, setelah menaikkan barang-barang dan mengecek kapalnya, mereka pun mendorong kapalnya di atas pantai berbatu. Si pemancing tampak terpecah konsentrasinya dan menengok ke belakang. Melihat para nelayanini kerepotan, ia pun tergesa berlari dan mendekat.

dok pribadi
dok pribadi
Sang pemancing berbincang sejenak dengan para nelayan ini lalu membantu mendorong kapal nelayan ke arah laut. Setelah kapal masuk air, ia pun kembali ke pancingannya dan tenggelam kembali dalam keasyikannya memancing. The end deh... kisah pagi yang harmonis antara pemancing dan nelayan. Saya pun lekas bergegas kembali menyusuri pantai, menyimak tanaman laut apakah yang berwarna putih dan hijau, terlihat banyak terdampar di pinggir pantai. Salam hijau ... (ACJP)

dok pribadi
dok pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun