Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Banyak Sampah dan Kemacetan di Tol Cikampek Pagi Ini

15 Juli 2015   15:11 Diperbarui: 15 Juli 2015   15:11 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangun tidur (15/7) saya buka situs mesjid patokan saya di Jerman, mesjid Bilal Aachen, tercantum sudah tanggal lebaran di Jerman yakni hari Jumat tanggal 17 Juli 2015. Alhamdulillah .... puasa Ramadan kali ini 29 hari. Karena saya baru saja pulang dari Indonesia, kali ini kami berlebaran di Jerman. Berlebaran di tempat kami tinggal di Jerman ini artinya masak sendiri, makan sendiri dan shalat sendiri karena mesjid terdekat adalah mesjid Turki, yang tidak pernah mengikutsertakan muslimahnya turut shalat Idul Fitri atau pun shalat Idul Adha.

Tapi tentu saja walaupun saya tidak turut bermudik namun sensasi dan getar mudik, saya bisa ikuti dari laporan pandangan mata melalui WA keluarga saya di Jakarta yang mulai mudik sejak pagi tadi ke Bandung. Keluarga saya yang berangkat jam 5 pagi dari Cimanggis, dalam perjalanan mudik ke Bandung hanya terhambat sampai km 33 tol Cikampek, setelah itu lancar sampai Bandung. Tapi keluarga saya dari Serpong, yang berangkat jam 9 pagi dari Serpong jam 13.00 siang masih tercegat macet di KM 88. Lalu keluarga saya lain, yang berangkat jam 11 dari Cinere jam 13-an baru mencapai Pintu Tol Cikarang Utama. Tampaknya, kelengangan jalan tol Cikampek, yang menurut berita di H-5 berkurang beban karena adanya tol Cipali, tidak terjadi siang hari di puasa hari ke-28 ini. Volume mobil memang tampaknya luar biasa tinggi.

Dari laporan pandangan mata kakak saya, yang berangkat jam 5 pagi dari Cimanggis, macet yang menyebabkan kondisi jalan padat merayap sampai km 33 disebabkan oleh banyaknya mobil parkir di bahu jalan depan tempat istirahat. Ada 8 tempat istirahat (rest area) sebetulnya di sepanjang tol Cikampek. Ke arah Bandung yang pertama ada di km 19. Kendaraan yang parkir di bahu jalan tol ini harusnya terlarang. Menurut kakak saya, hal ini karena tempat parkir di tempat istirahat sudah penuh, jadi mobil-mobil yang kemudian datang memarkir mobilnya begitu saja di bahu jalan.

Tempat istirahat di km 19 tol Cikampek ini memang menyediakan mesjid, toilet, tempat makan dan beristirahat. Tampaknya kalau masa mudik, bukan hanya pengaturan lalu lintas perlu digalakkan tapi juga pengaturan tempat istirahat dalam perjalanan juga butuh perhatian, karena ternyata dampaknya sangat terasa pada kemacetan jalan tol di dekatnya.

Selain itu, yang kakak saya ceritakan adalah sampah yang diakibatkan. Sungguh kecewa saya membaca laporan pandangan mata kakak saya ini, sampah memang penyakit akut bangsa kita ya. Penduduk bermobil ataupun tidak bermobil tampaknya memiliki kesamaan sikap, tidak peduli pada lingkungan. Sebetulnya apa sulitnya mengumpulkan sampah dulu dalam kantong plastik di mobil dan baru membuangnya di tempat sampah tempat tujuan berikut.

Mungkin pengelolaan sampah ini perlu memiliki kementerian sendiri dalam kabinet RI, karena pengelolaan yang ada tidak memberikan solusi yang komprehensif dari segi metodologi maupun kesadaran warga. Sampah bisa saya lihat di mana-mana, paling ramai tentu saja di pasar, masuk pasar mana saja di mana saja, masalahnya sama. Di Bandung, di Jakarta, di Garut, di Majalaya, idem. Saya tahu masalah kita di Indonesia itu dari hulu ke hilir banyak, tapi masalah sampah ini seumur masalah manusia, semakin banyak manusia semakin banyak sampah diproduksi, bila kita selalu menyelesaikan masalahnya dengan instan dan hanya menyapunya ke bawah karpet, suatu saat si karpet akan bergelombang karena tidak bisa lagi menampung sampah. Ah semoga .... penyakit akut bangsa kita bisa ada obatnya yang cespleng dan manjur serta abadi, tidak instan.

Selamat berlebaran, selamat berkumpul keluarga dan mohon maaf lahir batin. (jangan lupa buang sampah di tempatnya - ACJP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun