Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kabin Urinal Terbuka di Tengah Kota Eindhoven

4 Januari 2014   14:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eindhoven merupakan kota terbesar keenam di Belanda. Bila berkereta dari satu kota besar ke kota besar lain di Belanda terutama dari Selatan ke Utara atau sebaliknya, stasion kereta Eindhoven ini selalu terlewati, karena Eindhoven memang pusat jaringan perkeretaapian Belanda. Demikian juga jalan tol Eindhoven merupakan nadi utama yang menghubungkan Jerman dengan Belanda bagian Utara seperti Volendam, Amsterdam, Nord See Pantai Utara, Denhaag, Delft.

Selain itu, Eindhoven merupakan asal perusahaan besar Phillips, sampai sekarang di sanalah pusat penelitian dan produksinya, membuat kota Eindhoven memiliki daya tarik bagi pencari kerja. Perusahaan ini tentulah banyak yang tahu, tidak hanya di Indonesia terutama untuk urusan lampu dan di pasar lampu dunia perusahaan ini memiliki nama besar. Di bidang olahraga pun, para fans sepakbola tentu sering mendengar klub bola PSV Eindhoven, yang telah berhasil menelurkan pesepakbola terkenal Belanda seperti Ruud Gullit, Ronaldo Luis, Jaap Stam, bukan. Pendek kata, Eindhoven tidak asing untuk saya, paling tidak.

Dari perbatasan Jerman, letak Eindhoven ini pun sebetulnya tidak terlalu jauh. Namun entah kenapa, selama ini kami hanya numpang lewat saja, tidak pernah melihat-lihat kotanya. Nah ... di akhir tahun 2013 yang lalu, kami berkesempatan untuk melihat-lihat kotanya.

[caption id="attachment_313519" align="aligncenter" width="494" caption="Pinggir kota Eindhoven (dok pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_313520" align="aligncenter" width="496" caption="Jalan sepeda yang baik, dingin pun ibu ini naik sepeda (dok pribadi)"]

1388821651214083812
1388821651214083812
[/caption]

Kesan pertama seperti kebanyakan kota-kota di Belanda, bangunan-bangunan yang ada didominasi bata merah, kondisi tanah di Eindhoven juga rata tidak ada naikan dan turunan, surganya para pecinta sepeda. Ada humor dan rumor beredar, karena itulah pesepeda dari Belanda tidak pernah menang kompetisi balap sepeda dunia konon disebabkan pesepeda Belanda tidak terbiasa dan tidak terlatih dengan naikan dan turunan heheheh.

Setelah mendapatkan tempat parkir yang nyaman tidak jauh dari alun-alun kota (Markt) kami mulai berkeliling. Tengah kota Eindhoven dipadati restoran dan pub. Berbeda dengan pinggiran kotanya yang terlihat sepi pada tanggal 26 Desember itu, di tengah kota tampak hidup dan ramai. Di musim dingin ini, jam setengah lima sore mulai gelap, namun tengah kota Eindhoven tampak terang benderang. Di alun-alun dipasang wahana tempat seluncur es (ice skating), yang sangat ramai. Suasana natal dan kekeluargaan masih sangat kental terasa.

[caption id="attachment_313521" align="aligncenter" width="506" caption="Wahana Ice Skating terbuka di tengah kota Eindhoven (dok pribadi)"]

13888217331474860216
13888217331474860216
[/caption]

Semakin malam kami pun mulai mencari restoran Indonesia. Kalau di Jerman, restoran Indonesia tidak bisa ditemui di setiap kota, maka di Eindhoven ini restoran Indonesia hitungannya lebih dari jari di satu tangan ... asyiiikkk apalagi dengan semakin gelapnya hari, perut pun mulai menagih. Untungnya. di tengah kota Eindhoven ada restoran Indonesia, ketika memasuki restorannya, terdengar sedang mengalun lembut lagu keroncong ditambah hmmmm bau masakan Indonesia membuat kami bersemangat mencari tempat duduk kosong. Setelah perut puas terisi ayam rica-rica, sayur lodeh, cumi pedas dan gado-gado, kami pun pulang menuju tempat parkir.

[caption id="attachment_313522" align="aligncenter" width="430" caption="Asyiikk Makan di Restoran Indonesia (dok pribadi)"]

13888218151797801719
13888218151797801719
[/caption] [caption id="attachment_313524" align="aligncenter" width="564" caption="Sayur lodeh enak .. slurrp (dok pribadi)"]
1388821861552876523
1388821861552876523
[/caption]

Namun eits tunggu dulu, di sebuah perempatan di tengah kota Eindhoven ada yang menarik perhatian dan unik, KABIN URINAL TERBUKA !! Terbuka ke 3 mata angin pula hehehehe .... ketika kami lewat, tidak ada yang sedang menyelesaikan hajatnya, jadi saya bisa potrat potret. Saya baru sadar dari tadi ketika melewati jalan sempit pun tidak tercium bau pesing, apakah ini sebabnya ?? Orang terutama laki-laki tidak menyelesaikan hajatnya di sembarang tembok pojok gedung ?? Namun, bila melihat posisi kabin sangat terbuka dan menyolok mata, dalam hati saya bertanya apa ada orang yang tega menggunakan kabin urinal terbuka ini ?? Apalagi saat siang hari dan banyak orang lalu lalang .... heheheh entahlah, mungkin harus dibuktikan lagi saat siang hari. Lain ladang lain belalang ... lain urban lain kebiasaan. (ACJP)

[caption id="attachment_313525" align="aligncenter" width="470" caption="Kabin urinal terbuka di tengah kota Eindhoven (dok pribadi)"]

1388821935520565640
1388821935520565640
[/caption] [caption id="attachment_313526" align="aligncenter" width="473" caption="Ciri khas kehidupan urban di tengah kota Eindhoven (dok pribadi)"]
13888219852084599940
13888219852084599940
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun