Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ridwan Kamil Perlu Melihat Pengalaman Risma Mengelola Sampah Kota

26 Februari 2014   12:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:27 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13933781001770365018

Saya jadi ingat kasus di Napoli, Italia. Pernah mendengar tentang camorra ?? Camorra adalah organisasi kriminal seperti mafia di Napoli Italia. Naaaahhh …. Cerita camorra ini serumit intrik dalam film The Godfather. Napoli terletak di kaki gunung Vesuv, dekat kota Pompeji yang penuh sejarah, adalah kota nomor tiga terbesar di Itali setelah Roma dan Milano. Di dalam kotanya saja hidup 1 juta orang, ditambah penduduk sekitarnya menjadi 4,5 jutaan orang. Angka pengangguran di sana luarbiasa tinggi, berfluktuasi antara 20 sampai 30%. Tidak mudah mencari data akurat perekonomian di sana, karena sebagian kegiatan perekonomian dikuasai oleh para camorra, yang bergerak di perdagangan terselubung seperti perdagangan ilegal, penyelundupan, prostitusi dan narkoba. Hal ini membuat para camorra secara tidak resmi menjadi pembuat lahan pekerjaan terbesar Napoli.

Nah, apa hubungan camorra dan sampah ? Ternyata … urusan sampah ujung-ujungnya, uang juga dan menjadi mainan para camorra juga. Khusus soal sampah ini mendatangkan uang per tahunnya sebesar 1,5 milyar Euro bagi para camorra, begitu menurut Legambiente, biro Lingkungan di sana. Maklumlah, mereka melakukannya tidak sesuai prosedur dan ilegal, mereka membuka perusahaan pengelolaan limbah berbahaya di Itali Utara, tapi limbah beracun ini alih-alih mereka kelola sesuai prosedur, mereka kirimkan saja ke negara ketiga atau menimbunnya di region (propinsi red.) Kampari di mana Napoli terletak. Bahkan daerah penimbunan ini, di atasnya ada yang mereka jadikan perumahan.

Tahun 1994 sebetulnya telah disepakati untuk membuat undang-undang pengelolaan sampah dengan baik di Napoli, meliputi pemilahan dan daur ulang juga fasilitas pembakaran sampah. Namun apa … sampai saat ini, setelah 20 tahun berlalu dan milyaran Euro dikeluarkan, tidak ada satupun fasilitas pembakaran sampah berdiri dan tidak satu pun TPA legal dibuat. Bahkan, para camorra, yang juga menangani sampah kota Napoli ini pun sengaja mencari kesempatan dalam kesempitan, mereka menyalahgunakan situasi darurat, karena mereka tahu betul situasi darurat membuat uang lebih lancar dicairkan dan peraturan tidak terlalu ketat ditaati. Apalagi penduduk setempat sangat tergantung pada para camorra sebagai pemberi lahan kerja terbesar di sana.

Begitulah situasi di Napoli, saya sangat berharap di Bandung tidak ada camorra dan tentu saja juga saya sangat berharap Ridwan Kamil tidak terperdaya oleh usaha-usaha terselebung yang menjauhkan Bandung menjadi bebas sampah. Mengaca pada usaha Risma, bila di Surabaya pengelolaan sampah bisa tanpa masalah, naha ari di Bandung mani hararese ?? Ahh ... aya-aya wae ... BEBASKAN BANDUNG DARI SAMPAH !! (ACJP)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun