Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Air untuk Produksi 1 Jeans Sama dengan Air untuk 4 Tahun Wudhu

14 Juli 2014   23:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:20 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_347766" align="aligncenter" width="617" caption="Ilustrasi, Sumber Air. (Shutterstock)"][/caption]

Bila merasa sudah berbuat sesuatu untuk lingkungan dengan irit air, lalu membaca mengenai air virtual ini pasti syok deh. Saya juga begitu. Bila selama ini kalau sikat gigi atau sedang dalam proses cuci-cuci bila tidak perlu air, maka kran ditutup agar air tidak dibiarkan mengalir dan terbuang percuma, lalu kalau selama ini memilih barang elektronik yang butuh air selalu pilih yang irit air, ternyata konsumsi air itu ceritanya lebih panjang dari yang kita lakukan di rumah saja.

Bahan katun misalnya, saya penggemar bahan katun seperti t-shirt dan jeans berbahan dasar katun, selain nyaman dipakai katun itu membuat pori-pori kulit bernafas bebas. Mengenakan pakaian dari poliester atau bahan sintetik kan lebih panas karena pori-pori kulit terhambat alirannya. Nah... setelah membaca mengenai air virtual ini, saya jadi memandang katun dan poliester ini dari sisi lain.

Bahan katun itu bahan alami yang terbuat dari kapas, untuk tumbuhnya kapas ini butuh banyak air padahal kapas banyak tumbuh di daerah panas dan bahkan di daerah-daerah yang kekurangan air. Jadi bisa dibayangkan supaya tumbuh kapas ini terus subur harus dilakukan penyiraman buatan tidak bisa mengandalkan hujan dan supaya tidak terganggu hama disemprot oleh pestisida (di balik bahan alami ternyata juga bahan kimia digunakan).

Berapa air virtual dari bahan katun?? Menurut para ahli, air yang dibutuhkan untuk 1 kg katun itu 11.000 liter air... se-be-las ri-bu li-ter air! Betul tidak salah baca. Bayangkan... 11.000 liter air itu kurang lebih sebanyak 73 volume air di dalam bath tub. Atau kalau sekali wudhu itu kita butuh 1,5 liter air, maka untuk 1 kg katun itu kurang lebih sama dengan 7333 kali wudhu, maka sama dengan air yang dibutuhkan wudhu selama 4 tahun per orang. Banyak ya... lalu sekarang berapa air virtual yang dibutuhkan untuk produksi bahan poliester, ternyata 25 kali lebih irit dari untuk pembuatan bahan katun. Lalu apakah itu air virtual?

Air virtual itu konsumsi air yang tidak terlihat dibalik sebuah komoditas atau produk saat produksi atau transport. Dan jejak air atau Water Foot Print adalah jumlah air virtual yang dikonsumsi sebuah komoditas atau produk, orang atau negara.

Bagi pecinta minum teh bisa lebih lega karena air vitual teh (1 kg daun teh itu air virtualnya 9200 liter) lebih kecil dari kopi (1 kg biji kopi air virtualnya 21.000 liter). Penyuka daging sapi harus kecewa karena air virtual daging sapi (1 kg daging sapi air virtualnya 15.500 liter) jauh lebih banyak dari daging ayam (1 kg daging ayam air virtualnya 3900 liter). Silakan simak gambar di bawah ini.

[caption id="attachment_347745" align="aligncenter" width="580" caption="Daftar air virtual (dok http://www.aktiongrundwasserschutz.de/schulen/schulenvirtuelleswasser/wo-ist-virtuelles-wasser-drin/)"]

14053305172063474332
14053305172063474332
[/caption]

Apa yang bisa kita lakukan?

Bila sudah perduli lingkungan jangan putus asa, kita masih bisa berbuat banyak setelah tahu mengenai air virtual atau jejak air ini, caranya adalah :

1. Memperpanjang waktu pakai produk atau memilih produk daur ulang (misalnya : kertas daur ulang lebih sedikit air virtualnya dari kertas bukan hasil daur ulang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun