Mohon tunggu...
ACJP Cahayahati
ACJP Cahayahati Mohon Tunggu... Insinyur - Life traveler

tukang nonton film, betah nulis dan baca, suka sejarah, senang jalan-jalan, hobi jepret, cinta lingkungan, pegiat konservasi energi dan sayang keluarga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Proyek 35.000 MW untuk Atasi Krisis Listrik

7 November 2014   00:22 Diperbarui: 7 Januari 2016   18:34 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_372637" align="aligncenter" width="594" caption="dok pribadi"][/caption]Indonesia dan krisis listrik dikatakan oleh Mentri ESDM akan terjadi dalam 2 tahun ke depan, padahal krisis listrik sudah terjadi lama untuk beberapa daerah di Indonesia misalnya kota Medan yang sering mati lampu, dikarenakan Sumatra Utara mengalami defisit listrik sebesar 300 MW, demikian juga di Lampung defisit listriknya 361 MW, Riau defisit listriknya 134 MW, Pekanbaru defisit listriknya 30 MW, Kalimantan Barat defisit 15 MW dan ditambah rasio elektrifikasi Indonesia yang baru mencapai 80%, jadi Indonesia sebetulnya sudah sejak lama KRISIS LISTRIK !!!

Krisis listrik yang disebabkan karena pertumbuhan kebutuhan listrik masyarakat tidak diimbangi dengan produksi listrik PLN adalah faktor utama sering terjadimya giliran pemadaman listrik. Padahal infrastruktur paling penting untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi 7% yang dicanangkan adalah tersedianya listrik yang cukup. Kabar baiknya adalah sudah adanya instruksi dari Jokowi untuk memajukan rencana rasio elektrifikasi 99% Indonesia di tahun 2024 menjadi 100% di tahun 2019. Ada instruksi ya sewajarnya ada terobosan, setidaknya itu harapan saya.

Geliat melek krisis listrik ini terlihat dari usaha-usaha mentri dan menko baru dalam kabinet kerja. Sumatra Utara dengan defisit listriknya akan mendapat tambahan pasokan listrik dari PLTA Inalum sebanyak 210 MW, itu yang dipastikan mentri BUMN Rini M Soemarno. Program 2 x10.000 MW PLN yang saya tidak tahu lagi kelanjutannya (mudah-mudahan juga terus berlanjut), akan ditambah dengan program 35.000 MW dari PLTU, PLTA, PLTPB yang segera dimulai tahun 2015 dalam 5 tahun ke depan. Menko Kemaritiman baru pun pak Indroyono akan membantu untuk memuluskan proyek 35.000 MW ini. Bila ini rencana ini tercapai, maka akan memenuhi 7000 MW yang dibutuhkan oleh Indonesia setiap tahun untuk pertumbuhan ekonomi sampai 7%.

Permasalahan ini tentulah juga sudah dikenal baik oleh para pakar energi, PLN, DEN dan saya cukup yakin para mentri sebelumnya dan pak SBY pun menyadarinya. Untuk itu, terobosan baru yang saya kira letaknya dalam besarnya investasi, perizinan dan kendala pembebasan tanah bisa segera diatasi. Kabar baik untuk investasi adalah IDB atau Bank Pembangunan Islam sudah memberikan lampu hijau untuk membantu dalam investasi Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW ini.

Apa yang bisa dilakukan sambil menunggu terealisasi ??

Ada dua potensi penting yang sangat penting dipertimbangkan paralel dengan waktu tunggu proyek pembangunan pembangkit terealisasi yakni potensi konservasi energi dan potensi penggunaan Energi Baru untuk mengatasi krisis listrik ini.

Banyak orang mungkin menyepelekan potensi konservasi energi, padahal untuk tingkat industri atau rumah tangga pun, konservasi energi memberikan manfaat finansial yang tidak sedikit. Program PLN dan pemerintah yang perlu digaungkan lebih kencang adalah mengalihkan subsidi listrik menjadi subsidi hemat listrik. Program ini bukan yang pertama dilakukan, tapi banyak negara maju sudah melaksanakannya.

Demikian juga dengan subsidi penggunaan sumber energi baru seperti panas matahari. Penggunaan photovoltaik di rumah-rumah perlu digencarkan dan digairahkan dengan dana pinjaman lunak dari bank. Menurut ini potensi tangkapan energi matahari di Indonesia itu 1,5 kali Jerman. Bayangkan bila potensi ini dapat direalisasikan, kapasitas terpasang dari Photovoltaik di Jerman tahun 2013 saja sudah mencapai 36 GW atau 36.000 MW, bila potensi 1,5 kali Jerman ini dapat terealisasi di Indonesia maka Indonesia dapat merealisasikan kapasitas 54.000 MW, hanya melalui photovoltaik, tercapai bahkan terlewati deh itu program 35.000 MW nya PLN. (ACJP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun