[caption id="attachment_387318" align="aligncenter" width="640" caption="dok pribadi"][/caption]
Tanpa mengurangi rasa turut berduka saya atas musibah yang menimpa Air Asia QZ 8501, atas terbakarnya kapal ferry Norman Atlantic di Adria antara Itali dan Yunani serta atas terbakarnya pasar Klewer di Solo, saya ingin berbagi liburan akhir tahun 2014 kami mengunjungi dua museum menarik. Museum Zeppelin di dekat danau Konstanz dan Museum Technik di Speyer, yang merupakan aktivitas penambah wawasan akhir tahun yang menarik.
Museum pertama yang saya tuliskan di sini, yakni museum Zeppelin. Zeppelin, balon terbang lho .... bukan Led Zeppelin grup musik rock dari Inggris. Balon terbang Zeppelin pertama kali dipatenkan oleh Ferdinand Graf von Zeppelin dan Theodor Kober pada tahun 1898.
Pada tahun 1900 Zeppelin prototip LZ1 pertama kali diterbangkan dengan bantuan gas angkat Hidrogen. Eufori akan balon terbang ini meluas, sehingga selanjutnya dibuat 24 Zeppelin lainnya. Pembuatan Zeppelin ini memang tidak selalu berjalan mulus, namun kegigihan Ferdinand Graf von Zeppelin serta melalui berbagai kegagalan serta keberhasilan, Zeppelin bisa dibuat kembali melalui donasi banyak masyarakat Jerman.
Lalu saat Perang Dunia Pertama pecah, karena teknologi pesawat terbang masih pada stadium awal sehingga Zeppelin adalah bantuan militer untuk serangan udara yang paling bisa diandalkan Jerman. Karena itu pulalah sampai dibuat Zeppelin LZ114 selama Perang Dunia Pertama. Setelah kekalahan Jerman di Perang Dunia Pertama, maka pembuatan Zeppelin pun berakhir, bahkan sisa yang ada pun dirusak agar tidak perlu diserahkan pada lawan perang.
Setelah beberapa lama terhenti, pada bulan Maret 1936 berhasil dibuat Zeppelin LZ129 "Hindenburg". Zeppelin Hindenburg ini tadinya akan berisikan gas angkat Helium namun karena Jerman sedang diembargo saat itu, akhirnya balon diisi kembali dengan Hidrogen, seperti Zeppelin-Zeppelin sebelumnya.
Zeppelin LZ129 Hindenburg ini adalah Zeppelin terbesar yang pernah dibuat, dengan panjang 245 meter dan diameter 41,2 meter. Lihat deh sebagai perbandingannya dengan Airbus 380, yang panjangnya hanya 73 meter .... jauh ya. Padahal daya tampung Airbus A380 840 penumpang dan Zeppelin LZ129 Hindenburg hanya 97 orang, kemajuan teknologi memang luarbiasa, ya.
[caption id="attachment_387319" align="aligncenter" width="630" caption="Perbandingan Airbus A380 dan Zeppelin Hindenburg (dok pribadi)"]
Zeppelin Hindenburg pada penerbangan perdananya berhasil melewati Atlantik, terbang dari Jerman ke USA dengan selamat. Namun pada penerbangan komersial, tanggal 6 Mei 1937 dari Jerman di Lakehurst, New Jersey USA terbakar saat hendak mendarat setelah 3 hari di udara. Musibah ini menelan 35 korban dalam Zeppelin dan 1 korban di darat.
Nah ... Museum Zeppelin ini pada prinsipnya hanya menampilkan apa saja yang bisa ditemui dalam Zeppelin Hindenburg ini, karena pada zamannya wisata Zeppelin Hindenburg adalah wisata termewah yang ada, konon bila dieurokan, tiketnya per orang senilai 15.000 Euro. Wiiii .... mahalnya, apalagi bila mengingat harga tiket Jerman-New York sekarang ini hanya "600-800 Euro dan dalam waktu 7-8 Jam saja".
Terbang dengan Zeppelin sekarang mulai tahun 1997 kembali ada tapi untuk tujuan turisme saja. Zeppelin yang sekarang terbang namanya Zeppelin NT dengan gas angkat Helium dan daya tampung 12 penumpang saja. Panjangnya pun tidak sepanjang Hindenburg, tapi hanya 75 meter hampir sepanjang Airbus A380. Soal harga ya ... masih mahal, untuk menikmati Zeppelin selama 30 menit saja, turis harus merogoh 200 Euro, jadi bila diingat dulu Zeppelin Hindenburg terbang selama 3 hari senilai 15 ribu Euro, masuk akal ya .... tapi ah ... saya sih pilih tiket ke Jakarta saja deh daripada terbang 30 menit bayar 200 Euro.