Mohon tunggu...
Kritikus ulung
Kritikus ulung Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Teman Ahok, Mampus Kau Dikoyak-koyak Partai Politik

15 Juni 2016   14:52 Diperbarui: 15 Juni 2016   15:09 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah beberapa hari kemarin Ahok mondar-mandir ngemis minta dukungan kepada Sayyidah Megawati Soekarno Putri. Dan hasilnya PDIP tak merestuinya, karena Ahok tak mau maju melalui Parpol. Rupanya Ahok tak mau menyerah, sekalipun ia tetap kekeuh akan maju melalui jalur independent, tapi ia juga yakin akan mendapat dukungan dari Partai-partai besar. Setelah berpikir panjang, sowanlah si Ahok ke kediaman al-Mukarrom Setya Novanto untuk meminta dukungan dari Partai Golkar. Namun, kali ini nasib baik berpihak kepada Ahok, Setya Novanto memberikan kepercayaan penuh kepada DPD Golkar DKI Jakarta dan DPD Golkar DKI Jakarta fiks menyatakan dukungannya terhadap Ahok.

Jika dicermati, Statement Setya Novanto agak berbeda dengan statement Plt DPD Gokar DKI Jakarta Yorrys Raweyai. Setya Novanto berkali-kali mengeluarkan statemen bahwa Golkar masih membuka kesempatan bagi Ahok untuk maju melalui Partai. Namun, jika melihat pernyataan Yorrys, seolah-olah Golkar hanya menjadi Partai pendukung, bukan partai pengusung seperti yang diharapkan Setnov kepada Ahok.

Perbedaan statement inilah yang banyak menuai spekulasi melebar di benak publik. Akankah wacana mem-BAN SEREP-kan teman Ahok akan terjadi, ataukah posisi Golkar akan sama dengan partai anak kandungnya sendiri yakni Hanura dan Nasdem.

Jika ditelisik, sangat tidak mungkin Partai besar sekelas Golkar akan mau begitu saja hanya menjadi partai pendukung Ahok. Sepertinya, ada manuver terselubung yang tak banyak diketahui oleh orang banyak. Sepertinya, strategi koalisi Partai besar akan dilancarkan. Nasib Teman Ahok akan terkoyak-koyak di akhir cerita.

Pasalnya, selama ini baik dari PDIP maupun Golkar selalu member sinyal kepada Ahok untuk maju melalui jalur partai. Kode-kode keras selalu dilancarkan oleh Sayyidah Megawati dan al-Mukarrom Setya Novanto. Jika baru-baru ini Golkar sudah menyatakan fiks mendukung Ahok, maka tidak tertutup kemungkinan PDIP juga akan membawa kader kesayangannya Djarot Syaiful Hidayat untuk disandingkan kembali dengan Ahok. Sia-sialah perjuangan Teman Ahok yang selama pontang-panting mengumpulkan KTP untuk Ahok.

Selanjutnya, Ahok juga akan berpikir beribu-ribu kali untuk menolak tawaran Parpol tadi, mengingat proses verifikasi KTP yang telah dikumpulkan oleh Teman Ahok tidak akan berjalan mulus seperti yang dibayangkan sebelumnya, apalagi ditambah dengan kode keras dari Senayan kemarin yang sempat heboh dengan pernyataan Gus Fahri Hamzah yang akan mempersulit proses verifikasi calon independen di KPU maupun KPUD.

Selain itu, Jika Ahok tetap ngotot maju melalui jalur independen, maka jangan salahkan jika nantinya dalam proses kepemerintahannya akan tersendat-sendat seperti yang sebelumnya selalu terjadi. Perseteruan antara DPRD DKI dengan Ahok akan terus berlanjut. Program-program yang dicanangkan oleh Ahok akan selalu tertatih-tatih di DPRD DKI. Hal ini sangat selaras dengan apa yang selalu disampaikan oleh Presiden Jokowi, bahwa Jokowi menyayangi Ahok, akan tetapi Jokowi sangat lebih sayang kepada masyarakat Jakarta.

Kemudian, Partai yang selama ini hanya berstatus sebagai pendukung seperti Hanura dan Nasdem akan terseok-seok dan merapat juga ke Golkar dan PDIP. Mengingat Nasdem dan Hanura merupakan partai yang lahir dari satu rahim yakni Golkar. Dengan modal 52 kursi yakni PDIP 28 kursi, Golkar 9, Hanura 10 dan Nasdem 5 kursi, Ahok akan tersenyum simpuh dan fiks meninggalkan Teman Ahok dan fiks bahwa Teman Ahok hanya dijadikan BAN SEREP oleh Ahok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun