Bagi anda yang tinggal di sekitar kawasan Jabodetabek, pastinya sudah tidak asing lagi dengan gerbang tol otomatis (GTO) yang sudah terpasang di hampir setiap gerbang tol di seluruh Jakarta dan daerah penyangga. Pengoperasian GTO ini bertujuan untuk mereka yang memakai jasa layanan kartu bayar tol otomatis atau E Toll Card, dimana pengemudi hanya perlu menyimpan sejumlah uang yang akan terdaftar di dalam saldo nominal kartu tersebut dan akan berkurang setiap pengguna membayar tol di gerbang tol dengan cara menempelkannya pada mesin yang terdapat di GTO. Namun meskipun tujuan pihak Jasamarga awalnya untuk mempercepat laju kendaraan dan mempercepat pembayaran, ternyata terkadang malah membuat lambat lalu lintas terutama di sekitar gerbang tol. Hal ini bisa disebabkan oleh pengemudi kendaraan yang sebenarnya membayar tunai (cash), namun karena tidak tau akan adanya GTO, ia terlanjur salah masuk ke GTO dan akhirnya harus mundur untuk ke gerbang tol manual (bayar tunai). Hal inilah yang membuat mobil di belakangnya terhambat perjalanannya sehingga membuat situasi lalu lintas sekitar gerbang tol semakin melambat. Seperti halnya yang dioperasikan di gerbang tol Semanggi 1, untuk saat ini dan seterusnya gerbang tol semanggi 1 hanya menerima pengemudi mobil yang menggunakan layanan kartu bayar tol otomatis sehingga pengguna bayar tol tunai harus masuk ke tol dalam kota lewat gerbang tol berikutnya, akibatnya lalu lintas di gerbang tol berikutnya (setelah gerbang tol semanggi 1) pastinya akan lebih padat dan semraut dari pada sebelum dioperasikan GTO.
[caption id="attachment_361004" align="aligncenter" width="480" caption="Sebuah mobil pengguna E Toll Card (kartu bayar tol otomatis) melintas di gerbang tol otomatir (GTO) yang terdapat di gerbang tol Cililitan, Jakarta. Rabu 4-15-2015"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H