Mohon tunggu...
krisyunian pradana
krisyunian pradana Mohon Tunggu... -

Twitter: @KrisyunianYp Facebook: Krisyunian Yasir Pradana Ghost writter, traveler, young bussiness man.. Owner of pudding sutra cibubur 29 june 1998 Amazingtrip296.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunuh Diri

7 Desember 2016   15:43 Diperbarui: 8 Desember 2016   23:33 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gak heran kalau Jakarta di cap sebagai kota ter macet di Asia Tenggara. Gak pagi, siang malam macet terus-terusan.. Apalagi buat orang yang ber profesi sebagai driver di perusahaan taksi online kayak gue, sebut saja Uber Indonesia. Sudah sekitar satu tahun gue jadi driver uber, ya tepat nya sejak gue mutusin untuk berhenti kuliah karena suatu alasan yang gak bakal gue jelasin di sini. Pahit manis gue rasain selama gue menjadi supir yang membawa mobil pribadi gue sendiri, aneh nya adalah justru orang lain yang numpang di mobil pribadi gue kok malah kayak bos ya..?

 Nama gue Aldrin Pradana, dan umur gue 18 tahun. Menjadi mitra driver uber emang udah menjadi pilihan yang gue ambil, dan otomatis lah gue udah harus menerima segala bentuk resiko nya ke depan. Mobil adalah sahabat terdekat gue, selain dua orang sahabat gue. Siapa lagi kalau bukan Regan sama Alvin, yang dari gaya nya aja udah ketahuan banget. Mereka anak-anak konglomerat semua, sama-sama anak komisaris perusahaan. Regan kini kuliah di Singapura, sementara Alvin kini sukses ngedapetin gebetan nya yang juga kuliah di kampus yang sama di Jakarta, Vania namanya. Nah gue, kapan ya..?  

 “Selamat siang mbak, destinasi nya ke Mall Ambasador kuningan ya?” tanya gue begitu salah satu penumpang masuk ke mobil gue, dan duduk di belakang.

 “Iya mas, cepetan ya!” jawab nya singkat.

 Apa-apaan nih..? Cepetan? Tuh penumpang suruh gue nganterin dia, dari showroom mobil Garansindo Jakarta di kebayoran lama, ke kuningan. Dia suruh cepetan? Udah gila apa ya..?Jam 8 pagi pula. Lu tau kan gimana jalanan dari kebayoran lama ke jalan kasablangka tiap hari Senin pagi? Biasanya gue normal kalau hari Minggu cukup 20 menit, kalau pagi hari senin ya otomatis biasa nya gue harus ngabisin waktu selama 1 jam an. Dan gue di suruh cepetan? Apa sebaiknya nih penumpang gue lempar sandal jepit aja ya?  

 “Iya!” jawab gue singkat. Gue pun kini berusaha mencari jalan pintas agar sampai tepat waktu, dan well done! Akhirnya gue sampai gak makan waktu 1 jam, cuma 45 menit an. God now save me!

 Gue emang baru setahun gabung di Uber, namun banyak banget cerita di dalamnya. Uber sendiri adalah perusahaan penghubung antara pengemudi atau pemilik mobil dengan penumpang. Basis nya di San Fransisco, Amerika Serikat. Tarif nya jauh di bawah taksi argo regular dan pasti nya memiliki banyak banget pengemudi hingga hari ini. Penghasilan sebagai pengemudi Uber itu sepenuhnya menjadi hak pengemudi, sementara perusahaan atau provider sudah mendapatkan fee dari setiap pemesanan yang masuk oleh penumpang. Syarat menjadi driver uber, kayak gue sih hanya menunjukkan KTP, SIM dan pasti nya STNK mobil pribadi atau rental.

 Malam itu, gue memutuskan untuk mangkal di salah satu jalanan yang agak sepi di daerah Depok. Belum lama gue parkir, orderan pun masuk ke gadget gue dan itu yang membuat gue dengan cepat mengemudikan mobil gue ke arah pelanggan yang masuk orderannya.

 “Antar gue ke jembatan di UI, cepat!” perintah tuh penumpang cewek. Akhirnya gue pun memutuskan untuk segera mengantar dia ke jembatan UI, tepat nya di atas danau.

 Gue sih sempat berpikir, mau ngapain dia malam-malam gini ke UI? Oh, palingan sih mahasiswa kelas karyawan. Tapi kalo dia karyawan part time, kok punya banyak uang buat bayar jasa uber? Biasanya pada naik angkot kalau model-model kayak gini..

 “Mbak, tas nya?” teriak gue begitu sadar kalau tas nya ia tinggal kan di mobil gue. “Uang nya juga kebanyakan, gak ada kembalian!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun