Mohon tunggu...
Kris Widianto
Kris Widianto Mohon Tunggu... -

Alumni Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Angkatan 2009 | Saat ini bekerja di PT ASTRA HONDA MOTOR

Selanjutnya

Tutup

Money

The Heaven Is In Detail

17 Januari 2016   02:00 Diperbarui: 1 Mei 2018   10:42 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Hari Sabtu, 16 Januari 2016 saya berkunjung ke tempat sepupu istri saya di daerah Mampang. mas Rangga Panji namanya. Salah satu desainer sepeda yang tersohor di kalangan pecinta sepeda dengan brand yang diusung yakni "PIAS CYCLE". PIAS CYCLE merupakan sepeda dengan desain asli dari Indonesia (didesain mas Rangga sendiri tentunya) namun proses pembuatannya dipercayakan pada salah satu manufaktur sepeda tersohor di Taiwan.

Saya cukup takjub saat pertama kali ke rumah mas Rangga. Di dalam rumahnya berjejer sepeda-sepeda yang merknya menurut saya kurang terdengar di telinga (maklum orang awam), salah satunya PIAS CYCLE itu sendiri. Saat itu ada 1 buah sepeda merk PIAS yang sedang dipajang di rumah. Tipenya bila dilihat sepintas adalah sepeda balap. Diskusi pun mengalir. Karena saya sangat tertarik dengan apa yang dikerjakan mas Rangga, saya mulai bertanya kesana kemari. Mulai dari mengapa memilih "SEPEDA" sebagai bisnis, hingga bagaimana proses pembuatan sepeda itu sendiri. Saya mulai terkaget-kaget saat saya mulai bertanya berapa harga 1 sepeda buatan mas Rangga.

Dan beliau menjawab bervariasi, tapi bisa sampai 15 juta keatas! Saya cuma bisa berkata "WOOOOOHHH". Artinya market dari mas Rangga ini bisa jadi sangat Niche atau sangat spesifik sekali. Ibarat pasar sepeda motor, mungkin sudah seperti Harley Davidson, dimana konsumen tak lagi melihat harga sebagai hal yang sensitif, namun melihat kualitas, kenyamanan dan performa sebuah produk adalah yang utama.

Akhirnya saya iseng untuk bertanya, "mas, misale aku ini konsumen yang duite sak ndayak (banyak banget), trus pengen beli sepeda. Nah pilihan sepeda itu kan uakeh (banyak), termasuk punya sampean. Trus apa yang mas bakal lakukan untuk meyakinkan bahwa sepeda mas itu yang terbaik?"

Beliau menjawab, "ngene wid, di dunia bisnis ini akan selalu ada orang yang bisa memenuhi keinginanmu dan membuatkan barang yang kamu pengen dengan harga yang lebih murah dari yang lain. Misal kamu pengen barang "A" dengan spesifikasi "X" dan produsen "W" kasi harga ke kamu Rp 1 juta. Nah nanti pasti ada produsen lain yang mungkin bisa memenuhi keinginanmu dan cukup kamu bayar Rp 500 ribu. Kok bisa? KARENA YANG NGASI KAMU HARGA MURAH ITU, DI DALAM PROSES PEMBUATANNYA, PASTI ADA YANG DI SKIP ATAU DILEWATI"

Beliau melanjutkan "aku buat sepeda ini hand built. Desain aku yang bikin, yang merakit juga aku jadi aku tahu persis produk ku seperti apa. Quality control juga aku yang pegang, jadi ketika aku mengerjakan sepeda buatanku, aku buat itu dengan sepenuh hati. Dan akhirnya aku jatuh cinta sama sepedaku. Cinta ini yang akhirnya bikin aku jadi semakin detail saat ngerjainnya karena aku mau ini jadi yang terbaik. Jadi kalau kamu tanya apa kelebihanku, aku jawab "SAYA DETAIL". Banyak orang bilang, "THE DEVIL IS IN DETAIL" karena semakin detail, maka semakin repot dan costly. Tapi kalau buat aku, "THE HEAVEN IS IN DETAIL". Karena bagus saja tidak cukup.

Trus tahu darimana konsumen kalau sepedaku itu dibuat dengan detail? Ya Mereka baru bisa tahu, kalau mereka sudah pernah merasakan. Mungkin orang awam melihat sepedaku cuma bisa bilang keren, bagus, trendy. Tapi orang mungkin tidak tahu bahwa setiap komponen yang aku pakai itu yang terbaik. Setiap perhitungan tentang sepeda aku buat presisi. Setiap proses merakit aku buat sangat rapi. Dan proses-proses yang aku kerjakan memang agak repot, tapi itu seninya. Dan hasil dari detail-detail yang aku terapkan tadi, baru terasa kalau orang sudah mencoba. Jadi ketika orang lain mungkin takut membuat produk dengan detail tinggi, justru aku maunya malah sepedaku punya detail yang tinggi"

Seketika itu saya berpikir, mungkin konsep bisnis mas Rangga mirip dengan konsep pembuatan mobil Rolls Royce dimana konsumen berhak untuk meng-custom mobil impiannya, dan para pekerja akan membuat mobil tersebut se-detail mungkin sesuai spesifikasi konsumen. Dan konsep tersebut yang membuat PIAS CYCLE layak untuk dibayar mahal, karena di dalam jiwa setiap sepeda yang dibuat mas Rangga, terdapat sebuah SURGA yang bernama DETAIL. Dan setiap konsumen yang tahu persis detail tersebut akhirnya bisa tersenyum dan mengatakan "Saya mantap untuk memilih PIAS CYCLE..."

Sumber gambar : www.inmagine.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun