Mohon tunggu...
Kristupa Saragih
Kristupa Saragih Mohon Tunggu... -

Mulai menulis sejak 1991 dan mulai memotret sejak 1992. Menimba ilmu di SMA Kolese De Britto Yogyakarta dan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Mantan koresponden Majalah Hai, tahun 1992-2000. Mengabdikan ilmu dengan bekerja sebagai field engineer Schlumberger, sebuah perusahaan multinasional di bidang jasa perminyakan, dan ditempatkan di Vietnam dan Mesir. Sekarang berprofesi sebagai fotografer profesional. Mendirikan dan menjalankan situs komunitas fotografi Fotografer.net, yang terbesar di Asia Tenggara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pemenang World Press Photo 2010 Didiskualifikasi

4 Maret 2010   06:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:37 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_85871" align="aligncenter" width="500" caption="Halaman juara ketiga foto seri/esai kategori Sport Features Stepan Rudik setelah diskualifikasi oleh World Press Photo (WPP) 2010"][/caption] Siapa sangka pemenang lomba foto prestisius tingkat internasional bisa didiskualifikasi? Siapa pula yang sangka bahwa panitia lomba foto prestisius internasional berani ambil langkah tegas meski para juara sudah diumumkan? World Press Photo (WPP) 2010 membuktikan integritas, untuk berani bersikap dan berani menindak. [caption id="attachment_85874" align="alignright" width="374" caption="Foto Stepan Rudik yang memenangi tempat ketiga foto seri/esai di kategori Sport Features WPP 2010"][/caption] Website resmi lomba foto jurnalistika terkemuka tingkat internasional ini mengumumkan pada hari Rabu (3/3) bahwa juara ketiga foto seri/esai kategori Sport Features, Stepan Rudik telah melanggar aturan lomba melalui tindakan olah digital yang menghilangkan elemen pada foto. Stepan Rudik yang sempat juara itu berjudul "Street Fighting, Kiev, Ukraine" yang dibuat untuk biro berita Rusia RIA Novosti. Penyelenggara WPP 2010 meminta file RAW asli ke setiap pemenang lomba setelah pengumuman juara. Dari file asli tersebut terungkap bahwa Stepan menghilangkan kaki yang terdapat di antara jari yang sedang dibalut. Pengubahan dari warna ke hitam-putih tak dipermasalahkan, karena masih segaris dengan aturan lomba. Tapi penghilangan elemen di foto itulah yang merupakan pelanggaran serius. Setelah memastikan pelanggaran itu, WPP mencabut gelar juara Stepan Rudik. Di halaman pengumuman pemenang WPP 2010, foto pemenang ketiga foto seri/esai kategori Sport Features diganti tulisan "Disqualified". "Setelah mempertimbangkan secara seksama, kami putuskan untuk mendiskualifikasi fotografer bersangkutan," tulis Michiel Munneke, direktur pelaksana WPP di web resmi WPP. [caption id="attachment_85878" align="aligncenter" width="500" caption="Foto asli karya Stepan Rudik. Terlihat bahwa Stepan sudah mengganti rona dari warna menjadi hitam-putih, yang masih sejalan dengan aturan. Tapi Stepan menghilangkan kaki di antara jari-jemari yang sedang dibalut, dan dianggap melanggar aturan WPP 2010."][/caption] Aturan WPP menggariskan, "The content of the image must not be altered. Only retouching which conforms to the currently accepted standards in the industry is allowed." Diasumsikan, aturan ini hanya memperbolehkan koreksi warna dan pengubahan dari warna ke hitam putih. Penghilangan atau penambahan elemen pada foto adalah pelanggaran aturan, yang menghadapi sanksi diskualifikasi. Tatkala banyak orang yang begitu permisif terhadap nilai-nilai dan etika penting, panitia WPP 2010 benar-benar menganggap hal penting sebagai hal yang penting. Seperti memang semestinya, bukan sebaliknya. "We must maintain the integrity of our organization even when the outcome is regrettable," tegas Michiel Munneke, pada pengumuman diskualifikasi di website resmi WPP. Hari ini, orang-orang sekitar kita menganggap hal penting sebagai tak penting, dan diimbuhi ungkapan singkat, "Ah, sudahlah..." atau, "Biar sajalah..." Sebaliknya, hal-hal tak penting diributkan dan dianggap serius. Sikap dan integritas kita lah yang menunjukkan identitas pribadi dan jati diri kita yang sesungguhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun