Bunyi gegenta dini hari
Pertanda hari akan diprakarsai
Tirta sejuk membasahi tubuh
Ada kalanya sekedar membasuh muka
Jam dinding terus berdetang
Sebentar menunjuk pukul 05.30
Jeritan anak asrama
Ingin meraih Alkitab dan Madah Bakti
Bergegas berlangkah menuju Kapel
Langkah kaki memasuki ambang pintu
Keheningan tercipta sesaat
Segenap memanjatkan doa pada Bunda-Nya
Berpuncak pada Ekaristi kudus
Mengenang Dia yang terpaku di salib
Perlahan matahari kembali pada peraduan
Wisata favorit adalah kampus
Tempat ternyaman adalah Kapel
Pada buku dan dosen kami belajar
Pada Allah kami berserah
Hari pun mulai kelam
Suara jangkrik dan angin sepoi
Menambah ranahnya malam
Hanya terdengar sentakan kaki
Pada jalan-jalan kecil menuju ruang kehidupan
Dentuman lonceng kembali menyapa
Sunyi senyap di bawah bangunan tua
Syair dan melodi nan membahana
Dilantunkan oleh sang pejuang dogma
Jarum jam merujuk pada pukul 23.00
Handphone disenyapkan untuk sementara
Tuturan para pejuang seketika membisu
Alam bawa sadar akan menjemput
Ranjang adalah tempat beradu ekspektasi dan realita.
          By: Ona Kobo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H