Para dosen dan tenaga pendidik STP St Petrus Keuskupan Atambua mengikuti Rekoleksi Adventus Tingkat Dekenat dalam rangka persiapan Perayaan Natal di aula Paroki Santa Theresia Kefamenanu. Rekoleksi ini berlangsung sehari, melibatkan tokoh pemerintah dari berbagai instansi, tokoh agama Katolik, tokoh pendidikan, utusan paroki, OMK, kelompok karegorial dan para guru. Rekoleksi ini dipimpin oleh Uskup Atambua yang berlangsung pada hari Jumat (09/12/2022).Â
rekoleksi kategorial yang melibatkan banyak kalangan: Bupati dan Wakil Bupati TTU, Ketua dan Wakil Ketua serta Anggota DPRD TTU, Sekda, Rektor Unimor, Para Dosen, Sekretaris DPRD TTU bersama staf, Ketua KPU bersama anggota, Sekretaris KPU bersama staf, Ketua PANWASLU bersama anggota, para Asisten, Staf Ahli, Pimpinan BUMN, BUMD, Pimpinan OPD bersama ASN, Direktur RSUD dan staf, Direktur PDAM bersama seluruh PNS, Anggota TNI/POLRI, Ketua STP St. Petrus Keuskupan Atambua, Ketua Lingkungan, Legio Maria, THS/THM, PDKK, PMKRI, Cabang Kefamenanu, WKRI Cabang Kefamenanu, Para Kepala Sekolah dan para Guru TK/PAUD, SD, SMP, SMA/K se Dekenat Kefamenanu.
Rekoleksi ini merupakanUskup Atambua, Mgr Dominikus Saku, Pr memberikan renungan mimbar dengan tema, Adventus dan Natal Bela Rasa dengan mengacu pada Injil Lukas 7:11-16, Yesus membangkitkan Pemuda di Nain.Â
Dalam renungan ini Uskup Atambua mengatakan bahwa kita semua mengalami kematian. Kematian itu menunjukkan suatu keterputusan dan keterpisahan. Orang mati itu, jiwa terpisah dari badan. Kematian yang saya maksudkan di sini adalah kematian dalam arti etos. Kita mengalami kematian secara sosial, kultural, religius. Uskup mengatakan juga bahwa orang muda sekarang cenderung meninggalkan desanya. Hanya orang tua yang tetap bertahan. Lebih lanjut Uskup mengungkapkan tantangan lain yakni anak-anak kita yang terdidik sedang tidak berada di tangan kita dan akhirnya mengalami kekurangan gizi.Â
Uskup mengingatkan bahwa masih ada banyak penderitaan dan keadaan tidak beres serta berbagai tangisan seperti tangisan ibu bumi yang rusak, tangisan kaum miskin dan terpinggirkan, tangisan ekonomi ekologis (karena alasan ekonomi, hutan dibabat), sikap sederhana  yang mengakibatkan orang menggantungkan hidupnya pada bantuan, tangisan wanita dan anak-anak, tangisan migran, perantau dan korban human trafficking.Â
Uskup mengatakan bahwa masalah-masalah tersebut menciptakan lahirnya penderitaan dan hal ini memanggil kita semua ikut bertanggung jawab terhadap situasi konkrit ini. Penderitaan itu sekalipun kecil, harus menggugah kita untuk terlibat dan berbela rasa. Maka Uskup Atambua menekankan 4 hal penting yakni compatio, simpati, empati dan apati.Â
LINGKUNGAN BERSIH, KELUARGA SEHAT. Tema ini memiliki 4 sub tema yakni Jangan Menebang Pohon Sembarangan, Jangan Buang Sampah Sembarangan, Merayakan Natal dalam Suasana Baru dan Hati Yang Bersih Tempat Lahirnya Tuhan.
Sesudah renungan mimbar oleh Uskup Atambua, dilanjutkan lagi dengan pendalaman Bahan Katekese Adventus 2022 yang dipandu oleh Tim dari Keuskupan Bapak Gregorius Amisa dengan temaSetelah pendalaman bahan Katekese ini, dilanjutkan lagi dengan pemaparan berbagai informasi yang menghadirkan Uskup Atambua dan Wakil Bupati Timor Tengah Utara. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama yang melibatkan peserta rekoleksi. Diskusi ini berjalan menarik karena mendapat tanggapan yang baik dari Uskup Atambua dan Wakil Bupati Timor Tengah Utara.
Setelah itu dilanjutkan dengan Ibadat Tobat yang dipimpin oleh Rm Fridus Talan, Pr dan pengakuan pribadi di dalam Gereja Santa Theresia Kefamenanu. (KU)
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H