Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr memberi rekoleksi kategorial persiapan Paskah kepada para imam, suster, frater, guru dan penyuluh agama Tingkat se-Dekenat Kefamenanu di aula Paroki Santa Theresia Kefamenanu pada hari Rabu (23/03/2022).
Rekoleksi ini dibagi dalam dua sesi yakni renungan mimbar dan informasi pastoral. Saat renungan mimbar, uskup Atambua menyajikan materi Pendidikan Plus: Upaya Pembentukan Insan Pembelajar Inovasi Kreatif dan Pemberdaya Hidup Produktif. Lebih lanjut, uskup Atambua mengatakan bahwa ranah profan harus digarami dan diperjuangkan demi pemulihan kehidupan.
Beliau menekankan beberapa hal yang berkaitan dengan kelemahan filosofi pendidikan masa kini. Dikatakan bahwa terjadi transmisi IPTEK karena tidak ada guru yang ditiru dan dicontohi demi formasi. Yang ditanya oleh murid adalah jaringan internet yang tidak menjadi contoh dan teladan.Â
Selain itu, karakter manusia dipertanyakan karena ada kesenjangan antara input dan output. Output tidak pernah menjadi outcome karena dalam proses pendidikan terjadi komersialisasi dan politisasi. Ada kegagalan transmisi dalam etos kerja. Hal lain lagi yakni, agama semakin kehilangan Tuhan.
Uskup Atambua menegaskan kepada para peserta bahwa pendidikan sejati adalah perjumpaan guru-murid untuk pembentukan kemanusiaan. Guru sejati itu menjadi kamus kehidupan.Â
Murid sejati itu dia yang kepalanya selalu minta untuk diisi secara tepat agar tidak salah serta menjadi tahu untuk membedakan hal yang benar dan salah. Guru harus membawa murid sampai kepada dirinya sendiri dan membiarkan muridnya berjalan lebih lanjut. Maka guru tidak boleh hadir untuk mengekang perkembangan siswa.
Maka pendidikan plus yang dimaksudkan itu kembali kepada keagungan rahmat Tuhan, kembali kepada Yang Hakiki, yang menjadi nilai penentu hidup manusia dengan memiliki keutamaan. Dengan itu, perlu ada kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja iklas. Kita dituntut untuk memiliki 'ekstra ordinary fight' dengan berjuang sungguh-sungguh demi sesuatu yang memberdayakan.Â
Selain itu perlu ada 'pilot project for life' lewat latihan berjenjang dan berkelanjutan. Sebagai dasar, guru harus mampu membuat muridnya bisa membaca-menulis-menghitung-berpikir-berbicara.
Pada sesi kedua berupa informasi pastoral. Uskup Atambua menjelaskan tentang tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2022 tentang Memulihkan Kehidupan (Bumi Sehat, Manusia Sejahtera) yang berpijak pada dua Dokumen Gereja yakni Laudato Si dan Fratelli Tutti dari Paus Fransiskus. Bumi adalah rumah kita bersama.Â
Bumi adalah ibu yang harus sehat: green, clean dan clear. Bumi tempat kita berpijak harus dijaga dan dirawat agar mendatangkan kesejahteraan bagi manusia.
Untuk diketahui, rekoleksi kategorial ini dimoderasi oleh Pater Salvator Towari, SVD. Rekoleksi ini diakhiri dengan ibadat tobat yang dipimpin oleh Rm Yohanes Fransiskus Mali, Pr dan dilanjutkan dengan pengakuan pribadi.