Saat ini aku berada di kelas 3 SMA. Setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku yaitu Rian, Rince, dan Esti. Kami berempat sudah bersahabat sejak awal masuk.Â
Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan pada sobekan kertas yang dimasukkan ke dalam sebuah botol. Kemudian botol tersebut dikuburkan di bawah pohon. Surat tersebut nantinya akan kami buka saat kami menerima hasil ujian kelulusan. Keseharian kami, kami lalui dengan belajar dan terus belajar, demi mencapai kelulusan dan masa depan kami.Â
Hari yang tunggu akhirnya tiba. Kami pun menerima hasil ujian. Hasilnya kami berempat dinyatakan lulus semua. Kami serentak berlari ke bawah pohon yang pernah kami datangi dan menggali tepat di mana botol yang dahulu dikubur berada. Kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu pernah kami tulis. Kertas tersebut bertuliskan, "Kami berjanji akan selalu bersama untuk selamanya." Satu tahap telah kami lalui bersama-sama.
Keesokan hari, Rian berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat. Malamnya kami berempat pergi bersama ke suatu tempat. Di situlah terjadi saat-saat yang tidak bisa aku lupakan karena Rian berencana untuk menyatakan perasannya kepadaku. Akhirnya aku dan Rian berpacaran. Malam itu sungguh malam yang istimewa. Kami pun bergegas untuk pulang.Â
Setibanya di rumah, aku sangat bahagia sekali. Akhirnya kami akan tetap bersama untuk selamanya. Dan rencananya besok kami akan merayakan kelulusan kami berempat karena akan ada tahap selanjutnya yaitu melanjutkan pendidikan kami ke jenjang yang lebih tinggi.
Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Rian, Rince dan Esti datang menjemputku di rumah. Dan rencananya, kami akan merayakan kelulusan kami di puncak gurung. Perjalanan ke sana tidak memakan banyak waktu, karena letak rumah kami di bawah kaki gunung. Setibanya di sana, kami langsung menyiapkan alat-alat yang kami perlukan untuk merayakan kelulusan kami.Â
Dan akhirnya semua berjalan lancar. Rencana kami selanjutnya adalah membahas kelanjutan pendidikan kami. Dan kami memutuskan untuk melanjutkan pendidikan kami di Universitas ternama di kota kami.
Hari mulai sore. Kami membereskan barang-barang kami, dan kami akan segera pulang. Dalam perjalanan pulang, entah kenapa perasaanku tidak enak. "Perasaanku tidak enak sekali ya?" ucapku penuh cemas. "Sudahlah An, santai saja, kita tidak akan kenapa-kenapa" jawab Rian dengan santai. Tidak lama setelah itu, hal yang aku khawatirkan terjadi. "Rian awas! di depan ada jurang!" teriakku. "Aaaaaaaaaaaa!!!" Brukkkkkkkkkkk. Mobil yang kami tumpangi masuk ke dalam jurang. Aku tidak kuasa menahan air mata yang terus mengalir sampai tidak sadarkan diri.
Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di sampingku. "Ani.. kamu sudah sadar sayang?" tanya ibuku. "Ibu.. aku di mana? Di mana Rian, Rince, dan Esti?" tanyaku. "Kamu di rumah sakit sayang, kamu yang sabar ya, mereka tidak tertolong di lokasi kecelakaan," jawab ibu sambil menitikkan air mata. Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti mendengar pernyataan ibu. "Rian, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang sekali sama kamu, aku cinta kamu, tapi kamu meninggalkan aku begitu cepat, semua pergi meninggalkan aku." batinku berkata.
Dua hari berlalu. Aku sudah sehat sekarang, dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai tua. Tetapi sekarang semua itu hanya angan-angan. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian. Terima kasih telah menjadi orang terbaik dalam hidupku. Terima kasih telah mengisi hidupku dengan banyak cerita. Aku mencintai kalian.
Anita Yuliance Uruk