ketika kau sendirian menatap senja
Lalu meneteskan air mata
Berarti masih ada luka yang kau genggam
Selepas kepergiannya
Bantalmu yang basah karena tangis setiap malam
Adalah saksi hati yang terlukai
Tapi diam-diam rembulan memohonkan pada Tuhan
Agar esok engkau dapat menari berselendang pelangi
Dulu, tentang kebahagiaan yang selalu kau bisikkan lirih
Kini terdengar sumbang dan terasa perih
Tatkala diam-diam kau dihampiri rindu
Lalu mencoba menuangkannya di atas kertas melalui liukkan penamu
Tertawa serta bergembiralah
Letakkan semua keluh kesah
Dan sibakkan tabir kesedihan
Agar terlihat kembali sebuah harapan
7 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H