Mohon tunggu...
Kristopel yanto bora
Kristopel yanto bora Mohon Tunggu... Petani - Kata pikiranku adalah Tulisanku

Aku suka cara kopi yang menjadikan pahit sebagai kebahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Izinkan Aku Jadi Takdirmu

19 Januari 2020   00:38 Diperbarui: 19 Januari 2020   01:12 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah lama kubuang jauh pendamku
Tanpa kupikir akan hati yang sejenak kudoakan ingin kembali
Aku perna memutus malu
Dan berkata jelas
"Aku tidak akan bisa mencintai seseorang didalam hati, cinta itu harus kuperjuangkan disetiap hariku siang dan malam"
Namun sedikitpun hati tak bisa kau beri hasrat membuka
Malah jiwaku makin terbunuh jejak hadirmu
Aku ingin berkata benci kepada takdir yang mempertemukan
Dan membunuh rasa yang terus menekan
Seolah memaksaku bahwa hatimu juga punya rasa atas jiwa yang sama
kini kurasakan sedikit tumbuh pada dirimu oleh takdir
Yang membuatku semakin bergejolak
Walaupun memaksa hati agar membenci dan memilih bertemu rasa yang lain
Namun aku seolah membunuh kemungkinan yang telah kusemogakan sejak awal tatap itu
Aku tau kamu punya rasa itu
Namun kenapa malah harus kamu tutupkan
Perna nekat ku bertanya pada langit
Kenapa  tega menutup hati dan bersembunyi kepada cinta dalam diam
Aku merindukanmu
Tapi aku membencimu
Kamu tau kenapa dengan benciku
Aku membenci setiap rindu yang selalu menekan batinku tuk dapatkanmu
Dan mendorongku untuk terus mencumbui hasrat milikimu
Kuputuskan untuk memilih takdir yang lain
Dengan harap tak ada rindu yang sama
Kisahpun hampir ku mulai dengan menjalin kasih
merajut asa
mencumbu ceria
Namun takdirmu malah terus merengsek masuk menenggelamkan takdir atasmu yang telah lama ku hapus dari memori ingatanku
Dan kini aku terjatuh kepada rindu dan benci yang sama sama tak bisa hilang dari desiran ombak dan pantul mentari yang syahdu atas takdir wajahmu
Tepian telaga akan menjadi penantian akhir akan kisahku
Dikala hening menyusuk sembari ku duduk termenung
Aku bertanya kepada harap
Benarkah jika ku hanya sekedar menjahit kata tunggu untuk bertemu di titik jumpa bersama gadis rupawan namun tak pantas rasa tu kupantaskan
Sekalipun penantian ini akan berhenti di satu kisah baru bersama takdirmu
Aku tetap menunggu dengan senyum  sembari berkata
"ijinkan aku mencintaimu dengan kesungguhan dan ketulusan hati yang kumiliki dan Jika nanti ada kehidupan yang baru ijinkan aku  menjadi takdirmu"

18 januari 2020
LK FTP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun