Mohon tunggu...
Kristoforus Gustian
Kristoforus Gustian Mohon Tunggu... Guru

Learning never ends

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Deep Learning? Bertentangan Dengan Implementasi Kurikulum Merdeka?

20 April 2025   10:30 Diperbarui: 20 April 2025   10:42 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia Pendidikan di Indonesia saat ini sedang mendalami salah satu pendekatan, yaitu Deep Learning (Pembelajaran Mendalam). Pendekatan ini disampaikan oleh Bapak Abdul Mu'ti, mendikdasmen, bersama dengan Komisi X DPR dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan akan mewarnai pengelolaan pendidikan saat ini. Pendidikan akan senantiasa berubah sesuai dengan evaluasi dan kebutuhan masa kini sesuai dengan konteksnya masing-masing. 

Deep Learning mendorong siswa untuk lebih mendalami materi yang dipelajari, memaknainya, dengan penuh kesadaran, dan menjalankan dalam situasi menyenangkan, kontras dengan surfice learning yang mana pembelajaran hanya sebatas hafalan semata. Ada tiga aspek penting Deep Learning: Meaningful Learning, Mindful Learning, & Joyful Learning. Meaningful Learning  dicetuskan oleh David Ausubel menekankan pada proses pembelajaran yang mana siswa diarahkan untuk mengaitkan konsep yang diajarkan dengan apa yang telah diajarkan sebelumnya sehingga secara konseptual siswa memahami lebih mendalam dan saling terkait satu sama lain. Mindful Learning menekankan tentang belajar dengan penuh kesadaran dalam proses pembelajaran, melibatkan sikap kritis, dan aktif dalam kolaborasi sehingga mampu menemukan konsep kreatif dan inovatif. Sedangkan Joyful Learning lebih pada pembelajaran yang gembira dimana siswa antusias dalam belajar melalui berbagai kegiatan kreatif, seperti game, simulasi, projek, dll. 

Core Values yang terdapat pada pendekatan Deep Learning tentu saja tidak bertentangan dengan implementasi Kurikulum Merdeka karena unsur-unsur yang terdapat pada Deep Learning  juga diterapkan dalam Kurikulum Merdeka. Hadirnya pendekatan ini memperkuat  dan menegaskan pokok-pokok penting  dalam proses pembelajaran sehingga kualitas pendidikan kita semakin meningkat. Teori yang mendasari Kurikulum Merdeka, yaitu konstruktifisme  sangat nampak juga dalam pendekatan Deep Learning ini, yang artinya tidak saling bertolak belakang, melainkan menegaskan serta memperkuat implementasinya.

Namun demikian, sebetulnya yang menjadi persoalan utama di Indonesia saat ini adalah apakah setiap kebijakan nasional itu betul-betul merubah mindset dan tindakan para pelaku pendidikan yang secara aktif dekat dengan peserta didik? Jangan sampai keluar kata-kata yang sering muncul "GANTI CASING AJA" yang justru tidak berpengaruh pada kualitas generasi penerus bangsa. Implementasi pendekatan ini perlu diimbangi dengan supervisi  dan personal coaching yang sungguh-sungguh dijalankan di level implementasi. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun