Mohon tunggu...
Kristoforus Gustian
Kristoforus Gustian Mohon Tunggu... Guru - Guru

Learning never ends

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Sukses, Berbahagialah Secukupnya

19 Oktober 2024   19:00 Diperbarui: 20 Oktober 2024   07:31 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ada seorang teman, sebut saja namanya Nicky merasa senang sekali karena cintanya diterima oleh pujaan hati yang selama ini dicintainya. Saking bahagianya dia membuat status di salah satu media sosial miliknya dan mengungkapkan kata-kata  romantis kepada sang pujaan hatinya tersebut. Dia ingin sekali tunjukkan pada orang yang suka  "nyinyir" selama ini bahwa dia bisa mendapatkan apa yang orang lain tidak bisa raih. Melihat postingan itu Sang pujaan hatinya malah tidak merasa senang karena hubungan mereka diumbar ke publik, akhirnya cewek yang dia harapkan akan senang dengan tulisannya itu mengucapkan  "Good Bye"."

Tanpa kita sadari mungkin hal ini pernah atau bahkan sering kita alamai dalam hidup. Ketika ada suatu hal yang "sukses" terjadi, kadang kurang secara bijak menghadapinya. Seseorang cenderung menyampaikan kabar kesuksesan kepada siapa saja dan secara arogan menyampaikan hal tertentu kepada orang lain. Dalam bahasa religiusnya, ketika seseorang mengalami kesenangan berlebihan justru saat itulah roh jahat itu bekerja. Roh itu menuntun orang untuk mengalami ekstasi kesenangan semata sehingga lupa untuk mawas diri dan menentukan langkah konkret ke depannya. 

Apakah Anda pernah mengalami hal tersebut? Bahkan sering? Tenang saja, Anda tidak sendirian, karena masih ada juga orang yang mengalami hal yang sama dan karena tidak tau cara menghadapinya banyak yang mengalami putus asa, kecewa, depresi, dan berbagai gejala psikis lainnya sampai yang fatal sekalipun. Ada beberapa tips yang menurut saya perlu diterapkan ketika seseorang mengalami situasi yang "Sukses" yang membuatnya merasa senang tak terhingga:

1. Ketika meraih sukses, bersyukurlah bahwa Anda mengalaminya. Perasaan bersyukur merupakan ungkapan kerendahan hati seseorang bahwa hidupnya terberkati, suatu pengalaman yang merasa bahwa hidupnya bermakna baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dalam perasaan bersyukur, hadirkan Tuhan Sang Penyelenggara Kehidupan sebagai bagian dari kerendahan hati bahwa semua yang terjadi merupakan atas rencana dan kehendak Tuhan.

2. Perasaan bersyukur saja tidak cukup, perlu mengevaluasi hal yang butuh diperbaiki di masa yang akan datang. Kecenderungan orang yang merasa senang dengan kesuksesannya adalah kadang lupa untuk melihat sisi evaluatif dari apa yang sudah terjadi. Hal ini kadang membuat orang lupa diri dan merasa bahwa dirinya adalah segalanya. Evaluasi adalah proses penting dalam menjernihkan perasaan bersyukur sehingga secara sadar mengalaminya dan secara sadar pula mengakui hal yang perlu dievaluasi. Ini strategi penting untuk mencegah kesenangan yang berlebihan, bisa dikatakan sebagai penyeimbang sehingga secara proporsional menghadapi pengalaman kesuksesan.

3. Mulai menentukan langkah sederhana dan konkret untuk memasuki fase berikutnya. Hidup terus berjalan, setiap detik memiliki tantangannya sendiri. Kesadaran dasar ini yang akan secara bijak diterapkan ketika orang terdorong merasa senang berlebihan. Kadang langkah sederhana dan konkret ini dilupakan di tengah euforia kesenangan dan menjadi titik yang lemah dipersiapkan orang dalam menghadapi hari-hari ke depannya. 

Dari ketiga tips di atas dapat disimpulkan bahwa ketika merasa suskes dalam hidup, ungkapkanlah rasa bahagia secukupnya dengan memiliki rasa syukur dalam diri sebagai ungkapan kerendahan hati, melihat hal yang perlu dievaluasi sehingga secara seimbang menata perasaan yang dialami dan mulai menentukan langkah sederhana dan konkret bagaimana menjalani kehidupan ke depannya karena setiap detik kehidupan memiliki tantangan dan pesannya tersendiri bagi hidup kita. 

(06/08/20)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun