Pantai merupakan sebuah daratan berpasir yang berada di pesisir laut, pantai merupakan batas antara daratan dan perairan. Indonesia sebagai negara agraris dan negara kepulauan tentu memiliki banyak pantai. Tentu saja, ini dikarenakan negeri beribu-ribu pulau ini berbatasan langsung dengan samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Setiap tepi pulau yang berbatasan dengan laut adalah pantai, namun tidak semua pantai adalah indah. Pantai yang indah merupakan pantai yang bersih dan ramah kepada manusia. Tidak semua pantai itu ramah loh, ada juga pantai yang tidak dapat dijadikan tempat wisata karena alamnya. Nah, jangan pernah coba-coba bermain di pantai tersebut, bisa terjadi hal-hal tidak terduga.
Pantai Sawarna di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten merupakan salah satu objek wisata yang dapat dikatakan baru. Pantai Sawarna letaknya di Banten, namun untuk menuju tempat ini anda dapat melalui 2 jalur, yaitu melalui jalur Tangerang atau jalur Sukabumi. Lokasinya sangat jauh, jika menggunakan sepeda motor, anda akan menempuh 5 jam perjalanan dari Tangerang Kabupaten. Sedangkan dari Jakarta melalui jalur tersebut menghabiskan waktu 8 jam dalam kondisi macet. Jika menggunakan kendaraan roda empat, tidak akan jauh berbeda, karena anda akan melalui jalur perkampungan yang tidak seleluasa.
Pantai Sawarna merupakan pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Garis pantai ini sangat panjang, sehingga anda akan sangat lama menempuh perjalanan di pinggir pantai. Pantai pertama akan ditemukan sebuah pelabuhan untuk kapal peti kemas, kemudian selanjutnya akan menemukan sungai yang bermuara di pantai tersebut, selanjutnya akan menemukan pantai dengan banyak karang-karang besar dan kecil. Namun pantai yang dijadikan tempat wisata masih sepanjang 8 KM. Pantai yang dijadikan wisata sangat mendukung bagi setiap wisatawan. Tersedia banyak penginapan yang sangat murah, cukup Rp 200.000 anda sudah mendapatkan penginapan satu buah kamar untuk dua orang tamu. Jika anda hanya berniat mengunjungi tanpa menginap, di tepi pantai anda dapat menyewa saung yang harganya hanya Rp 25.000 perorang. Anda dapat gunakan sembari beristirahat dan menaruh barang-barang berharga anda. Tunggu dulu, memasuki pantai anda harus membayar Rp 5.000 sebagai retribusi tempat wisata. Sangat murah bukan! Jika anda menggunakan kendaraan roda dua, anda dapat menggunakannya hingga bibir pantai dan gratis biaya parkir sepeda motor.
Bagi anda yang tidak sempat membawa perlengkapan mandi, makanan instan, minjm, dan lain-lainnya, tersedia minimarket ternama yaitu Alfamart dan Indomaret. Namun jangan lupa, anda harus membawa uang tunai karena di tempat ini anda tidak akan menemukan mesin ATM. Tetapi bagi anda pengguna kartu ATM seperti BCA, Mandiri, BNI, dan BRI tidak perlu repot. Anda dapat menarik uang anda melalui kasir minimarket tersebut.
Suasana kampung masih sangat terasa di tempat tersebut, mayoritas warga masih menggunakan bahasa Sunda dan rumah-rumah disana masih asli. Namun, terdapat juga beberapa cottage dan penginapan moderen yang dibangun di sekitaran desa Sawana. Soal kuliner, jangan khawatir, Desa Sawarna terdapat banyak tempat makan dan harganya sangat murah. Nasi Goreng saja anda cukup merogoh kocek Rp 12.000, air mineral Rp 5.000. Masih sangat wajar toh untuk sebuah tempat wisata.
Ada hal yang cukup tidak menyenangkan di tempat ini, jalanan yang rusak parah, berpasir dan berkerikil, debu yang sangat banyak sangat berbahaya. Ditambah dengan kondisi medan yang ekstrem dan curam membuat anda harus sangat hati-hati jika membawa kendaraan pribadi, terutama kendaraan roda dua.
Sangat disayangkan karena masih minim fasilitas hiburan air di tempat ini, apa karena kondisi pantai yang begitu liar, atau belum adanya yang mau menggarap sektor ini. Tidak seperti tempat wisata lain yang dipenuhi seperti Banana Boat, Parasailing, Snorkeling, Speedboat, dan lain sebagainya. Penjaga pantai atau Life Guard hanya ada satu orang untuk pantai yang sangat luas. Posisinya di tengah pantai dan duduk di tempat jaganya, pengeras suara yang tersedia hanya satu dengan sebuah bambu sebagai tiangnya, sehingga jika ingin memberikan informasi harus di putar-putar ke arah yang dituju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H