[caption caption="Ilustrasi pelacur sedang beroperasi. Sumber: news.okezone.com"][/caption]
Bicara soal pelacuran yang begitu kontroversi bagi sebagian masyarakat, memang tidak akan pernah ada habisnya. Hal tersebut memang dikaitkan kepada beberapa aspek, yaitu norma agama dan norma adat istiadat. Kedua hal ini menjadi landasan pelacuran harus ditiadakan dan haram hukumnya. Jelas hal ini tertulis sebagaimana kitab suci adanya, zina bagi pasangan bukan suami istri adalah dosa.
Ingatkah pada sebuah lagu Kupu-kupu Malam yang dibawakan oleh Titiek Puspa? Lagu tersebut jelas menyatakan pelacuran itu siapa yang disalahkan siapa berdosa. Juga lagu itu menceritakan isi dari hati kecil seorang wanita tuna susila yang mencari nafkah dari profesinya sebagai pelacur.
Beberapa orang pelanggan saya wawancara perihal pelacuran, mereka mengaku seks sebagai kebutuhan, "karena setiap manusia diciptakan dengan nafsu, maka nafsu harus disalurkan, saya bayar dan kami senang", terang salah seorang pelanggan pelacuran.
Selain itu ada juga yang mengatakan "berhubungan intim dengan istri kurang menggairahkan, istri saya kurang memuaskan hasrat saya. Istri saya tidak seliar pelacur dan perlakuan pelacur kepada saya seolah lebih romantis dari pada istri saya", ujar pelanggan pelacuran lainnya.
Belajar dari sebuah pelacuran terbesar di Asia Tenggara, yaitu Doli, memang pelacurn disana sudah bersih, mereka sudah di bina untuk menjadi terampil, namun nyatanya, hal tersebut berhasil hanya kepada pelacur yang sudah tua dan tidak laku. Sementara pelacur yang masih muda dan laku masih menjalani profesinya dengan cara lain, salah satunya dengan jasa mucikari. Bukan hanya itu, prostitusi online juga menjadi marak, terbukti dengan grup-grup di sosmed, kemudian via BBM dengan foto seksi bahkan ada yang memasang bugil. Tidak berhenti di situ, broadcastpun digunakannya untuk menawarkan jasa pelacuran, namun tidak sembarang orang.
Pelacuran via BBM marak di berbagai kota besar di Indonesia, dengan mengundang banyak pria, mereka memasang foto profil seksi dan bugil, kemudian dengan cara broadcast yang tidak tanggung-tanggung isinya. Mereka awalnya memasang foto biasa dengan pakaian ala kadarnya, kemudian menggoda dengan tulisan merayu, kemudian memasang foto binal, seksi, bahkan bugil.
Broadcast selanjutnya menawarkan jasa phone sex, jika mau sekadar onani via telepon bisa, pelacur hanya mendesah dan menjawab seperti sedang behubungan seks. Tapi tunggu dulu, syaratnya adalah isikan pulsa 50 ribu rupiah atau 100 ribu rupiah, kemudian anda akan diberikan nomor teleponnya asli.
Setelah itu, anda sudah dimasukkan dalam daftar pelanggan phone sex, namun tidak hanya disitu, anda akan ditawarkan masuk dalam grup pelanggan dan anda diining-imingi foto dan video hot melalui grup BBM. Syaratnya sama, membelikan pulsa dengan harga yang lebih mahal dan berbeda kelas, kelas murah beberapa foto, sedang beberapa foto dan video, kelas mahal tentu foto, video, dan bisa kencan.
Nah itu adalah pelacuran-pelacuran dalam jarak jauh. Jangan khawatir, tentu ini bukan penipuan, namun ada saja oknum yang memanfaatkan momen seperti ini untuk mencari keuntungan.
Nah, sekarang kita beralih ke pelacuran yang dapat anda temui dengan mudah ibu kota DKI Jakarta.