Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk nyata sebagai sebuah negara demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada rakyat untuk menyuarakan aspirasi termasuk dalam hal memilih pemimpin. Sebagai negara demokrasi nomor wahid di dunia, Indonesia menjadikan setiap 5 tahun sekali untuk menentukan pemimpin-pemimpin negaranya, mulai dari anggota DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR, hingga Presiden dan Wakil Presiden.
Suatu kebanggaan menjadi negara demokrasi, menjadi sebuah nilai bahwa negeri ini memiliki kekuasaan di tangan rakyat. Ya benar saja, negeri ini diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Perlu diketahui, karena sistem ini Pemerintah dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak individu warga negara.
Meskipun menjadi Pejabat di pemerintah dibatasi, namun antusiasme rakyat Indonesia sangat tinggi untuk menjadi Pejabat. Banyak cara yang dilakukan untuk dapat menarik perhatian rakyat, agar rakyat mau memilih calon Pejabat tersebut. Blusukan, kampanye, aksi sosial, bagi-bagi sembako sampai uang juga dilakoni. Tetapi ada hal-hal unik lainnya juga yang dilakukan oleh calon pejabat sampai-sampai calon Pejabat dulu tidak pernah kepikiran.
Terjadi di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Caleg DPRD DKI Jakarta, Pierre Senjaya punya cara unik. Tim suksesnya menyebarkan brosur-brosur mengenai pribadi Pierre Senjaya dan visi misinya. Tapi itu adalah hal yang sangat biasa dilakukan para calon Pejabat, Pierre Senjaya tampaknya sangat kreatif dan berjiwa bisnis. Beliau tidak tanggung-tanggung dan serta merta menggunakan cara klasik seperti membagi-bagikan sembako dan uang, namun hal ini dimanfaatkan juga untuk memperkenalkan usahanya yang berada di Kelapa Gading.
Sebagai seorang pebisnis, trik memperkenalkan usahanya adalah hal wajib dan sangat menguntungkan, namun Pierre tampaknya tak mau melewati kesempatan emas ini. Pierre yang juga sebagai seorang calon legislatif memberikan diskon sebesar 15% bagi setiap konsumen yang datang ke restorannya, namun mereka wajib menyertakan voucher diskon tersebut. Terlihat di balik sebaran politiknya, dicantumkan juga voucher diskon yang berisikan informasi diskon 15% dan lomba makan sate. Unik ya?
Trik ini sepertinya sangat menarik, selain ingin mencoba tempat baru, hidangan baru, dan adanya diskon, bagi pemburu kuliner pasti tertarik akan acara lomba makan tersebut. Hadiah yang diperebutkan juga mencapai 17 juta rupiah. Luar biasa bukan? Tidak bagi-bagi uang, namun anda harus berkompetisi untuk mendapatkan hadiah tersebut. Yang hebatnya lagi, untuk mengindari praktek kampanye uang, diskon, atau sebagainya, Pierre mencantumkan tulisan "Dalam Rangka HUT RI ke -73". Padahal di voucher tersebut jelas ada nama Pierre dan fotonya dan disematkan dibalik sebaran kampanye tersebut.
Belum diketahui apa trik ini berhasil mendulang suara untuk Pierre Senjaya atau tidak, berhubung hasil pemilu dari KPU masih harus menunggu hingga 22 Mei 2019.Namun saya berasumsi, Pierre sangat bisa memanfaatkan peluang. Dalam satu kali kejadian harus bisa mendapatkan banyak keuntungan, promosi usaha dan dirinya. Jika Pierre menang, orang Kelapa Gading pasti tahu bahwa restoran tersebut milik Caleg, jika kalah tidak akan menjadi masalah serius karena anggap saja sebaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan Sate Soek miliknya tersebut.
Bagaimana Kompasianer? Kreatif dan menguntungkan bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H