[caption caption="Kriminal"][/caption]
Baru-baru ini polisi menetapkan titik-titik rawan tindak kriminalitas di DKI Jakarta, salah satunya adalah Jakarta Timur. Jakarta Timur merupakan Kotamadya dengan wilayah terluas di Propinsi DKI Jakarta. Jakarta Timur diapit oleh banyak perbatasan, diantaranya adalah Depok, Bogor, dan Bekasi. Jakarta Timur menjadi pintu masuk utama bagi pendatang dari ketiga wilayah tersebut, beberapa waktu lalu pembegalan marak terjadi di perbatasan Jakarta Timur dengan Depok, tepatnya adalah Jln. Raya Bogor, Jln. Juanda Depok, dan Ciracas.
Begal telah usai, namun kriminalitas tak kunjung usai, berbagai cara yang lebih moderen dilakukan demi mendapatkan rupiah. Jakarta Timur ditetapkan memiliki 3 titik rawan kriminalitas, pertama adalah Pasar Rebo. Pasar Rebo merupakan tempat yang sangat ramai, selain menjadi titik temu antara Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, tempat ini sering dijadikan tempat bis-bis berhenti mencari penumpang. Ya, tidak jauh dari sana terdapat sebuah terminal Kampung Rambutan, namun sebagian besar pengguna angkutan umum enggan menggunakan terminal sebagai tempat naik, turun, dan transit angkutan umum. Selain lebih jauh, bis-bis ini lama mencari penumpang, dan lebih lama serta lebih banyak berkumpul di Pasar Rebo. Pasar Rebo menjadi titik temu orang yang hendak dari Jakarta menuju Depok, Bogor, atau Bekasi, bahkan Tangerang.
Titik kedua dan ketiga terdapat di Rawamangun, satunya di Jln. Pemuda dan satunya lagi di kawasan Arion Mall. Kebetulan dua tempat ini merupakan daerah tempat kuliah saya, jadi saya paham wilayah ini, beberapa teman saya bahkan saya pernah menjadi korban tindakan kriminal di daerah ini. Saya akan membagikan pengalaman di kawasan Rawamangun dengan berbagai jenis modus kejahatan di dalamnya.
[caption caption="Begal"]
BEGAL MOBIL atau KORBAN JADI-JADIAN (Modus Ganti Rugi atau Korban jadi Pelaku)
Pertama, jalan Pemuda merupakan sebuah jalan besar dan jalur utama di Rawamangun, jalan ini berada di sisi Timur jalan Pramuka. Di jalan ini terdapat banyak kantor, kampus, sekolah, pertokoan, tempat makan, dan lain-lain. Kondisinya berubah-ubah sesuai waktu, bisa sangat ramai, ramai, agak ramai, agak sepi, bahkan tidak jarang menjadi sepi. Waktu itu malam Kamis, pukul 23.00 saya menggunakan sebuah mobil, saya ngantuk berat, keluar dari kampus dan memilih untuk tidur di pinggir jalan Pemuda, tepatnya depan Lab School. Saya tidur dengan menyalakan mobil dan AC, lumayan hampir tertidur, tiba-tiba melintas sebuah motor Honda Beat berwarna merah di sebelah kanan mobil saya, pengendara menggunakan helm dan jaket, kepalanya melihat mobil saya dan setelah melewati mobil, pandangannya terus tertuju ke mobil saya.
Saya merasa tidak nyaman, kemudian ia berbalik arah (melawan arah) menghampiri mobil saya, benar saja dia mendekat ke arah pintu kemudi dan mendekarkan kepalanya ke kaca mobil saya, sedikit saya buka jendela mobil (kira-kira 4 jari lebarnya), kemudian saya tancap gas. Saya berusaha kabur secepat-cepatnya, dia teriak tidak jelas (kalau tidak salah saya diteriaki "nabrak orang"). Kejar-kejaran tidak dapat dihindari, dari jalan Pemuda saya berbelok ke kiri (arah Cawang), karena orang tersebut menggunakan sepeda motor, saya berpikir masuk jalan tol lebih aman. Menjelang masuk jalan tol, saya terkena lampu merah di depan pom bensin Jakarta Golf, aduh gawat. Pengendara itu klakson panjang terus menerus, orang-orang memandangi saya dengan curiga, lampu merah saya terobos, tanpa pikir panjang saya langsung masuk ke jalan tol Wiyoto Wiyono. Setelah masuk jalan tol perasaan saya sangat lega, saya melaju di jalur lambat dengan kecepatan 60 kpj.
Pengemudi motor itu pasti sudah pergi, sehingga saya memutuskan untuk segera kembali ke rumah, saya keluar di pintu tol Kebon Nanas, ketika saya turun dari jalan tol, tiba-tiba motor itu datang lagi dan klakson saya terus menerus. Sambil berteriak-teriak, syukurlah jalanan agak sepi, saya putar arah di daerah Penas Kalimalang dan kembali masuk jalan tol Kebon Nanas. Ketika di gardu jalan tol, saya berhenti sejenak, pengendara motor tepat di sisi kiri saya (jalur lambat), kami terpisah oleh sebuah pembatas teralis jalan tol, saya lihat wajahnya, ternyata hanya matanya saja yang terlihat, begitu bengis dan menyeramkan, tatapannya sangat tajam.
Saya berhenti, dia berhenti, kemudian saya pacu mobil saya sekencang mungkin, tujuan saya hanya satu, Bandara Soekarno-Hatta, hanya itu tempat yang aman. Beberapa pertimbangan membuat saya memilih tempat itu, diantaranya keamanan (karena ada petugas kepolisian dan keamanan bandara), jalur yang berbeda dengan sepeda motor (kalau tidak ke bandara, jalur jalan tol layang tepat di bawahnya dalah jalan raya yang dapat dilalui sepeda motor), memungkinkan untuk beristirahat (karena di parkir bandara banyak yang tidur di mobil), dan terakhir adalah faktor ramai, bandara selalu ramai dikunjungi orang.
Sesampainya disana saya tidur di mobil dan Puji Tuhan aman, paginya saya harus kembali dan dengan yakin orang tersebut tidak ada. Keyakinan saya benar, orang tersebut tidak lagi ada, sayapun dapat pulang dengan aman, akibat kejadian itu saya melepaskan semua atribut khas (stiker, aksesoris mobil, dsb) yang mecolok dari mobil saya, saya khawatir akan dihafal oleh pengendara tersebut. Mobil yang polos akan mengecohkan pandangannya dan kaca film yang cukup gelap cukup membantu. Hingga sekarang saya aman walaupun setiap hari saya melintas di daerah itu.
Â
Â
[caption caption="Peras"]
PEMERASAN (Modus Pelaku Pemerkosaan)
Kedua, siang hari berlokasi di lampu merah jalan Paus samping Arion Mall, ketika itu teman saya, sebut saja Dio sedang dalam perjalanan menuju kampus dari kosannya dengan berjalan kaki. Di lampu merah ia menunggu ingin menyebrang ke jalan Balap Sepeda, tiba-tiba ada orang yang teriak,  "lu yang perkosa adik gue ya? Sini lo jangan kabur. Dio yang panik dan takut langsung ingin lari, tapi ia ditarik oleh orang tersebut. "Kenapa pak?" tanya Dio. "Lo yang udah perkosa adik gue, sini lo ikut gue," kata orang tersebut. "Adik yang mana? Gue ngga tau," kilah Dio. Dio kemudian di ajak menuju daerah Kampung Ambon (dekat sekolah St. Fransiskus), dibawanya ke jalan sepi.
"Mana adiknya?" tanya Dio. "Adik gue udah mati!" jawab orang tersebut. Mendengar itu Dio langsung takut, ya benar saja, ternyata ia dijebak. Kemudian datang 3 orang kulit gelap seperti orang Ambon menghampiri mereka berdua. "Sini HP lu, dompet, dan semua barang berharga lo, kalau gak lo mati," Dio menyerahkan semua yang ia miliki termasuk jam tangannya. "Ini 2 ribu buat ongkos lu pulang, pegi lo sono," kata salah seorang tersebut. Dio mau tak mau langsung berlari dan pergi menuju kosannya, karena uang Rp 2.000,00 tidak cukup untuk naik angkutan umum apapun. Semuanya raib, namun beruntung nyawa Dio selamat.
[caption caption="Begal"]
BEGAL MOTORÂ (Modus Pelaku Pemerkosaan)
Ketiga, siang hari berlokasi di jalan Paus menuju jalan Pemuda (belokan lampu merah Arion), ketika itu teman saya sedang berboncengan dengan temannya dengan sepeda motor Yamaha V-ixion, ia diteriaki seseorang bertubuh besar berkulit gelap seperti orang Ambon (bukan maksud RASIS). Sebut saja teman saja Dio, Dio berusaha cuek ketika diteriaki "Berhenti lo, lo yang perkosa adik gue ya, woy jangan lari", ujar orang tersebut. Orang tersebut menggunakan Honda Vario, tak henti-hentinya untuk menghentikan motor yang dikendarai Dio. Dio yang kesal langsung menepi di dekat halte Arion Mall, Dio merasa aman karena di seberangnya terdapat pos Polisi.
"Lo yang perkosa adik gue ya?" teriak orang tersebut. "Eh, bentuk tok*t adek lu aja gue ngga tahu, gimana mau perkosa," jawab Dio. "Wah, anj*ng lo ya," teriak si begal. Dio yang kesal langsung menuju motornya dan menancapkan kunci motornya, "ambil tuh motor, lo mau ambil motor gue kan? Ambil sana kalau berani", tantang Dio. Si Begal yang merasa ketahuan niatnya akhirnya mundur menuju motornya dan teriak-teriak "Awas lo ya, awas!" Dio yang sudah pernah jadi korban sebelumnya tidak mau lagi terjadi yang kedua kalinya.
[caption caption="Penipuan"]
JUAL TELEPON GENGGAM (Modus Telepon Genggam Curian)
Keempat, siang hari berlokasi 200 meter dekat terminal Rawamangun, teman saya (sebut saja Iwan) sedang berjalan menuju terminal, tiba-tiba ada seseorang dengan sepeda motor Yamaha RX-King datang menanyakan pom bensin terdekat, Iwan mengatakan bahwa pom bensin agak jauh dari sana, si pengemudi motor mengeluh tidak punya uang cukup untuk membeli bensin, ia menawarkan sebuah telepon genggang Samsung keluaran terbaru. "50 ribu saja mas, saya buru-buru, cuma buat pulang saja mas, bensin saya sebentar lagi habis," pinta si pengemudi motor. Iwan yang merasa takut di tipu mengecek telepon genggam tersebut, setelah dicek dan dimainkan, dan segala macam, Iwan percaya. Telepon genggam itu asli dan langsung dikantonginya. Iwan langsung membayarkan Rp 50.000,00 kepada orang tersebut, orang tersebut langsung berterima kasih dan langsung pergi.
Iwan berjalan sambil mengeluarkan telepon genggam tersebut, mencoba-coba karena curiga kenapa ada orang memberikan barang mahal dengan harga murah walaupun kondisinya sangat darurat. Ketika ia berjalan sambil memainkannya, seseorang datang dari belakang dengan sepeda motor Yamaha Mio. "Woy, HP gue tuh, maling lo ya!" teriak orang itu. "Engga ya, saya baru saja beli dari orang, jangan nuduh sembarangan," jawab Iwan. "Mana buktinya, ini gue ada kotaknya, jangan bohong, coba cek," marah si pengendara itu. Setelah di cek kotak dan IMEInya ternyata sesuai dengan telepon genggam yang di Iwan pegang. "Balikin atau gue teriakin maling, biar lo mampu dikeroyok orang!" ancam pengendara itu. "Yaudah bang iya, iya," jawab Iwan. Pengendara itu akhirnya pergi dengan kencangnya. Iwan yang baru saja tertipu merasa kesal walau hanya Rp 50.000,00.
[caption caption="Pura-pura"]
KORBAN TABRAKAN (Modus Ganti Rugi Kerusakan)
Kelima, siang hari di jalan Pemuda, teman saya (sebut saja Leo) sedang ganti oli sepeda motornya di sebuah bengkel. Duduk merokok menunggu sepeda motornya selesai diperbaiki. Tidak jauh dari bengkel tersebut terjadi tabrakan antara sepeda motor Kawasaki Ninja R dengan Yamaha Mio. Kawasaki Ninja R dikendarai oleh laki-laki muda dan Yamaha Mio dikendarai pria paruh baya dengan kulit gelap, dengan jaket, dan helm full face. Padahal dalam kejadian itu, sepeda motor Yamaha Mio yang sengaja menabrakkan diri ke Kawasaki Ninja tersebut. Hanya stang yang miring, tidak ada kerusakan lain, tetapi pria itu meminta ganti rugi.
Kebetulan mereka melihat sebuah bengkel motor, mereka akhirnya ke bengkel tersebut. Niat ingin memperbaiki, pria tersebut minta di bawa ke Rumah Sakit dan lain sebagainya, padahal tidak ada luka di tubuhnya. Perbincangan berlangsung alot, akhirnya pria tersebut minta diperbaiki stang dan isikan bensin penuh karena bensinnya habis. Si pemilik Kawasaki Ninja mengiyakan dan segera membeli bensin, namun dihalangi pria tersebut, maksud pria tersebut agar menggunakan sepeda motornya yang rusak itu, akhirnya laki-laki muda itu menggunakan Yamaha Mio pria paruh baya itu untuk mengisi bensin.
Kawasaki Ninja R di parkir di bengel itu, mungkin takut melhat motor Leo yang banyak stiker klub sepeda motor Ninja, khawatir kalau Leo temannya laki-laki muda itu, pria itu bertanya, "anak klub mas?" "Iya pak, kenapa?" jawab Leo. "Saya mau ikut dong, gimana caranya?" tanya pria itu. "Dateng aja pak ke kopdar (kopi darat). Emang bapak punya (sepeda motor) Ninja?" tanya Leo. "Saya punya, kayak ini (sambil menunjuk Kawasaki Ninja yang terparkir)," jawab pria itu. "Oh, boleh pak, apa saja motornya boleh asalkan masih Ninja," jawab Leo. Akhirnya bapak itu naik ke sepeda motor milik laki-laki muda itu dan membawanya pergi. Orang-orang di bengkel tidak tahu kalau motor itu sedang di curi, karena mereka tidak tahu masalahnya dan bagaimana ceritanya.
Laki-laki muda datang dengan sepeda motor Yamaha Mio milik pria tadi, tapi dilihatnya sepeda motor dan bapak tadi sudah tidak ada. Ia menanyakannya dan benar, ternyata Kawasaki Ninjanya ditukar dengan Yamaha Mio yang tidak jelas asal-usulnya. Lapor polisi dan beberapa polisi hadir melakukan penyidikan, hingga tulisan ini dibuat, sepeda motor tersebut belum ditemukan dan sepeda motor Yamaha Mio tersebut adalah sepeda motor curian. Sebagai barang bukti, sepeda motor tersebut ditahan di Kantor Polsek Rawamangun.
Demikian 5 kejadian di daerah Rawamangun Jakarta Timur, tetap waspada terhadap berbagai macam jenis tindakan kriminal, bersikap cuek memang diperlukan di tempat-tempat rawan tersebut, tentu hal itu demi keselamatan kita. Jangan lupa selalu mencatat setiap kejadian maupun hal-hal mencurigakan baik dengan telepon genggam maupun dengan media lainnya, simpan nomor telepon darurat seperti kantor Polisi, Rumah Sakit, Pemadam Kebakaran, dan lain sebagainya. Fokuslah ke depan ketidak sedang berkendara, yang terpenting adalah harus tahu lokasi-lokasi kantor Polisi di setiap jalan yang kita lalui.
Â
Sumber ilustrasi satu, dua, tiga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H