Mohon tunggu...
Kristo
Kristo Mohon Tunggu... -

A Journalist, Performance Management Consultant, Mind Diver, Universalist & A Less Travelled Road Taker...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Accept The Unacceptable..

3 April 2012   06:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:06 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Segala hal yang tidak berujung pada pikiran dan pengamatan jernih serta perencanaan yang matang berikut pelaksanaannya, jelas tidak akan membuat segalanya lebih baik. Termasuk dalam hal ini adalah: kebingungan, kemarahan, kesedihan, kegelisahan dan segala bentuk emosi negatif lainnya.


Untuk itulah, kenapa duduk/diam menjadi hal yang penting untuk mengawali langkah keluar dari "ketersesatan". Diam tidak saja menyangkut tubuh fisikal yang tidak bergerak, namun juga pikiran yang berkecamuk saat menghadapi situasi atau kondisi yang tidak diharapkan.


Pikiran yang "diam" menjadi kaca yang bersih nan bening yang membantu kita mengamati segala hal lebih jelas. Perencanaan yang matang jelas membutuhkan pengamatan yang jernih.

Awal yang tepat untuk keluar dengan selamat dari segala permasalahan yang kita hadapi.


Tapi Bro! Tapi.. Untuk keluar dari ketersesatan saat menjelajah rimba gunung, terutama sekali aku harus menyadari kalau aku tersesat. Aku tak mungkin bisa menemukan jalan yang benar keluar dari ketersesatan, jika aku tidak menyadari kalau aku tersesat. Tanpa kesadaran itu, aku justru mungkin akan tetap menyusuri sebuah jalan yang semakin menyesatkanku.


Persis itulah yang aku alami belasan tahun lalu saat mendaki Gunung Sindoro di Jawa Tengah, berdua dengan seorang Sahabat. Kami berdua baru tersadar jika kami telah tersesat setelah di depan kami terbentang jurang yang curam dan dalam, yang mestinya tidak kami jumpai jika menempuh jalur yang benar.


Menyadari dan menerima fakta bahwa kami telah keluar jalur, untuk kemudian istirahat sejenak dan berpikir untuk menyusun rencana menemukan kembali jalur yang benar adalah hal yang kami lakukan. Well, itu adalah prosedur yang sudah terbukti sahih untuk keluar dari permasalahan.


Jadi Bro, untuk setiap situasi dan kondisi yang tidak nyaman, yang tidak sesuai harapan, awal dari segala awal yang harus kita lakukan adalah menerimanya sebagai sebuah fakta: "OK, jadi inilah situasi yang harus aku hadapi dan atasi".


Seperti yang aku hadapi saat ini: "OK, rumah sudah direndam air, dan aku tidak bisa kemana-mana. Well, ini jadi salah satu cara untuk berkumpul bersama istri dan anak. Asiiikk.."

Pejalansunyi.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun