Sewindu sudah menyisikan sebagian gaji untuk barang impianku. Motor yang kudambakan, kini selalu di depan mata. Menjaga, merawat dan menyayangi bak anak sendiri. Kecintaan padanya tak pernah luntur meski bulan silih berganti.
Siang ini aku pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Begitu parkiran di basement hingga menemukan di lantai atas. Langsung aku bergegas menuju foodcourt. Bertemu dengan para sahabat menjadi ajang kegembiraan serta kebersamaan kami. Hingga sore tiba, kami berpisah.
Aku langsung menuju parkiran. Tak kulihat motor disebelah ujung. Aku berkeliling tanpa hasil.
"Motor kesayanganku hilang," pikirku dengan perasaan sedih bercampur aduk.
Aku berjalan gontai sambil terus mencari. Aku sangat lelah, lalu memanjatkan doa, "Tuhan ... bila dia harus hilang. Aku ikhlas."
Tiba-tiba, perasaan dan pikiran menjadi tenang. Tanpa berpikir panjang, aku terus berjalan mengikuti rute. Mataku berbinar, terlihat motorku masih terparkir rapi. Ternyata aku salah menuju tempat parkir. Aku tersenyum sambil mengucap syukur dalam doa. Itulah kisahku, Jeremy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H