Krikk ... kriikk ... kriikk, suara itu menemani dalam kesenduan malam. Mata terpejam namun pikiran berkeliar. Jarum jam menunjukkan dini hari.
Seraya menyalakan lampu dan beranjak dari selimut hangat. Tangan ini melipat seraya memejamkan mata.
" ... Lindungilah dia Tuhan," sebuah kalimat penutup sebelum amin terucap.
Menata kembali singgasana agar tubuh ini beristirahat. Alunan instrument ikut menemani. Hati terasa hangat begitu juga dengan pikiran mulai meregang. Pertemuan dengan Sang Maha Kuasa meneduhkan hati dan pikiran. Cinta agung yang menjaga serta memelihara.
Kicauan burung memanggil untuk menikmati kehidupan. Embun pagi memberikan senyuman bersama bunga-bunga.
"Terimakasih untuk hari ini ..." sebuah awalan doa sebagai ucapan rasa syukur kepadaNYA.
Tak sengaja mata memandang notifikasi.
"Aku baik-baik saja," isi pesan singkat itu. Nada panggilan keluar, berdering. Walau satu menit membuat lega.
Kegelisahan tadi malam merupakan kenyataan. Ketika pertama kali dia pamit untuk pergi bersama teman-temannya, menurutku itu bukan pilihan tepat. Namun semua kembali pada yang menjalani hidup.
Syukurlah Tuhan menyertai mereka semua, walau Jordy salah satu temannya masih observasi di UGD. "Semoga hasil pemeriksaan Jordy baik-baik saja," sebuah penggalan doa yang kupanjatkan.
Aku yakin mereka akan kembali dengan selamat, karena aku adalah salah satu dari sekian banyak orang yang menaikkan doa terbaik buat mereka. Tangan Tuhan akan selalu menjaga dan menopang mereka, itulah keyakinanku.
Inilah sepenggal kisah kehidupan, Nancy.