Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Tinggal

12 Januari 2023   15:00 Diperbarui: 12 Januari 2023   15:04 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit kelabu, rintik hujan warnai kalbu. Teddy pasti terpukul kehilangan sosok ayah yang dicintai. Setelah dua tahun lalu, kehilangan kehangatan cinta sang ibu. Kami berempat menguatkan Teddy yang sebatang kara, sebab kakak-kakaknya tinggal di luar kota.


Suasana haru menghiasi prosesi pemakaman. Tiba-tiba mataku menatap sosok ayu, persis seperti Aulia. Rambut, postur tubuh serta ekspresi gerakannya. Aku meyakinkan diri untuk bangun dari khayalan. 

Apa efek kacamata ketinggalan? 

Saat prosesi tabur bunga, sosok ayu itu menawarkan bunga di keranjang sebagai penghormatan terakhir kepada mendiang. Aku bukan berhalusinasi tapi betulan mirip Aulia.


Setelah prosesi berakhir, kami kembali ke rumah Teddy. Di sana berjumpa dengannya lagi. Dia asik berbincang dengan kakak Teddy.

"Belum move on juga? Awas nanti patah hati, " celetuk Ramzi yang ternyata memperhatikan gerak-gerikku. Aku tersenyum kecut.


Tiba-tiba seorang anak perempuan berambut ikal menghampiri wanita ayu itu. Digendong anak itu seraya menghampiri laki-laki bertubuh tegap yang duduk di luar. Benar perkataan Ramzi, aku belum move on. Aku sudah ikhlas kepergian Aulia dalam damai ke sorga. Hati ini berbisik, sampai saat ini masih mencari sosok wanita mirip Aulia, entah wajah atau sifat. 

Itulah ceritaku, Andrea.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun