Desember tlah tiba. Pernak-pernik, lampu Natal, pita-pita, pohon cemara menghiasi hampir setiap sudut rumah. Gedung-gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan, area bermain, taman kota serta jalanan penuh kerlap-kerlip lampu dan hiasan Natal. Lagu-lagu Natal berdendang ceria di telinga.
Apakah Yesus telah lahir?
Orang-orang berduyun berburu perlengkapan Natal. Kue-kue cantik dan lucu laris diborong, cenderamata serta puluhan hampers habis diburu. Pusat Fashion ramai dikunjungi. Euforia Natal sangat terasa setelah beberapa tahun kemarin terpenjara dalam sosial distancing.
Apakah ini arti Natal?
Bayi mungil itu lahir ke dunia di sebuah tempat makanan ternak. Dia lahir ditemani domba-domba serta bintang sebagai saksinya. KelahiranNYA sungguh sangat sederhana.
Sang bayi itu lahir untuk membawa Kasih, sukacita, damai sejahtera serta kabar keselamatan bagi dunia.
Sehingga bukan pernak-pernik, kado, pohon Natal atau barang baru yang akan mendatangkan sukacita. Tetapi Yesus yang datang dan hadir di hati, itulah sukacita sorgawi yang membawa damai dan kasih ke dalam dunia.
Natal adalah menyiapkan hati untuk menjadi palungan bagi sang Juruslamat, agar dipakai menjadi emas, kemenyan dan mur bagi kemuliaanNYA.
Seperti lagu berjudul “Natal di hatiku” yang ditulis oleh Jonathan Prawira, begitulah gambaran sukacita Natal
Seperti palungan
Layakkanlah hatiku menyambutMU Tuhan
Seperti emas, kemenyan dan mur
Biar hidupku berkenan padaMU