Kau bisa merobek hatiku
Tapi aku tahu obatny
Kau bisa hitamkan putihku
Kau takkan gelapkan apapun
Kau bisa runtuhkan jalanku
Kan ku temukan jalan yang lain
Keadaan, situasi, lingkungan, orang lain tak dapat menghalangi untuk tetap tegak berdiri dan berjuang. Kegagalan selalu digunakan sang optimisme sebagai pemicu untuk bangkit, serta dalam kamus mereka "kegagalan sebagai proses kesuksesan yang tertunda", itulah salah satu ciri lain para optimisme. Mereka punya harapan dan tujuan yang jelas.
Si optimis juga seorang yang suka mengagumi dan mengapresiasi terhadap berbagai hal yang di miliki orang lain, lohh sobat. Mereka tak pernah merasa terancam atas kehadiran orang lain di sekitarnya dan justru akan mendorong orang di sekitarnya untuk di jadikan partner. Si optimis akan memandang hubungan sosial sebagai penguat yang dapat membantunya saat dalam kondisi kesusahan. Selain itu si optimis juga punya sikap perhatian pada orang-orang yang mempunyai kesulitan serta tak segan membantunya untuk memecahkan kesulitan itu.
Itulah tadi beberapa ciri-ciri si optimis, lalu bagaimana dengan si pesimis? Hanya kebalikan saja dari ciri-ciri si optimis, sobat. Untuk lebih jelasnya, yukk sobat simak sebuah kisah tentang si optimis dan si pesimis.
Di suatu perusahaan, yang bergerak dalam bidang produksi "sandal jepit". Sang manajer marketing perusahaan menugaskan anak buah mereka, si Jono dan si Joni untuk mempelajari tentang seluk beluk dan keadaan di daerah Andalimun, karena mereka berencana untuk memasarkan hasil produksi perusahaan di daerah itu. Mereka di berikan satu minggu untuk mengerjakan tugas kemudian melaporkan hasilnya. Setelah satu minggu berlalu, sang manjer memanggil Jono. Dia pun menjelaskan keadaan disana, bahwa penduduk desa tidak ada yang memakai alas kaki sehingga akan sangat kesulitan untuk memasarkan produksi sandal jepit pada penduduk setempat. Mungkin bisa mengambil alternatif daerah yang lain saja, begitu usul Jono. Sang manajer pun berterimakasih atas hasil yang dilaporkan Jono dan menerima usulan dengan baik. Selang beberapa waktu, manajer pun memanggil Joni untuk melaporkan pengamatannya. Si Joni begitu antusias menyampaikan, bahwa penduduk di daerah itu tidak ada yang memakai alas kaki sehingga ini kesempatan besar untuk perusahaan memasarkan produk sandal jepit. Dengan memberikan pengetahuan, pemahaman dan edukasi kepada penduduk setempat ,maka membuat penjualan sandal jepit bisa laku keras di sana. Sang manajer pun tersenyum dan memberikan apresiasi kepada Joni atas laporan dan idenya.