Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Formula Kehidupan Bahagia

17 Mei 2021   20:15 Diperbarui: 17 Mei 2021   20:27 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kisah JANE yang menunjukkan kekuatan cinta  yang sangat menakjubkan
     Suatu sore yang di guyur hujan,  di bulan Agustus...ada dua orang kakak beradik perempuan yang masih kecil, berusia 4 tahun dan 7 tahun, membuat ibu mereka pusing dengan berlarian dan bermain di dalam rumah. Sang ibu memutuskan untuk menghibur mereka. Ia merebus beberapa butir telur, memberi masing-masing anak satu butir telur, dan berkata, "Lihat, aku ingin kalian mengambil  krayon, menggambar wajah pada telur kalian, dan membuat beberapa boneka telur. Saat kalian telah selesai membuatnya, kita akan bermain dengannya, dan kemudian kita akan memakan boneka-boneka ini."
Ketika putri-putrinya sedang asyik berkarya, sang ibu pergi membukakan pintu karena bel berbunyi. Putrinya yang berusia 4 tahun telah selesai menggambari telurnya dalam waktu sekitar dua menit, lalu berlari menghampiri ibunya yang sedang berdiri di depan pintu bersama seorang tetangga dan berkata, "Aku minta telur lainnya." Ibunya menjawab, "tunggu sebentar." Sang anak pergi ke dapur, menarik bangku ke dekat kompor, menaiki bangku itu, dan menarik panci untuk mengambil telur yang lain. Saat ia menjulurkan tangannya ke dalam, tangannya terbakar dan ketika ia tersentak ke belakang dan terjatuh dari bangku, ia menarik jatuh panci itu. Dua liter air mendidih tumpah ke atas tubuh anak kecil itu. Ia terbakar mulai dari leher sampai lutut sekitar tiga perempat dari tubuhnya. Ia di rawat selama tujuh bulan di Rumah Sakit, dengan komplikasi yang mungkin diderita seorang korban luka bakar. Bagian terburuk adalah bahwa semua giginya membusuk dan rontok dan setiap pekan rambutnya di cukur dengan pisau silet. Namun, ia bertahan hidup, dan itu adalah suatu keajaiban.
        Orangtuanya sangat bahagia karena putri mereka telah berhasil melalui cobaan berat itu sehingga lupa memberitahu sang anak bagaimana keadaan wajahnya saat itu. Ketika tiba waktunya pulang, ia tidak siap menghadapi apa yang telah menantinya. Hal pertama yang akan ia lakukan adalah pergi ke Sekolah minggu. Bagi gadis kecil itu, hal itu berarti bersenang-senang. Sudah lama sejak ia terakhir kali bersenang-senang. Hari Minggu pagi itu, ia bangun pagi-pagi, ia sangat bergairah karena akhirnya bisa melakukan sesuatu. Rasanya seperti pagi hari Natal. Ia memasuki ruang kelas Sekolah minggunya, tetapi tidak bisa bersenang-senang. Tak seorangpun mau berurusan dengannya. Anak-anak lain ketakutan melihatnya, beberapa di antaranya menertawakannya, dan tidak seorang pun mau bermain dengannya. Ketika datang menjemputnya, sang ibu menatapnya dan melihat bahwa luka bakarnya telah sembuh , tetapi luka emosionalnya masih sangat dalam.
Ia membawa putrinya pulang dan menggendongnya ke tempat tidur. Dan inilah yang dikatakan ibu itu kepada anaknya pada hari itu. Ia berkata, "Kecantikanmu yang sesungguhnya ada di dalam dirimu". Dan ibu itu mengatakan kata-kata tersebut kepada putrinya setiap hari. Ia tidak pernah melewatkan setiap hari pun tanpa mengatakannya. Kadang-kadang, si anak pulang dari bermain dan berkata, "Semua orang membenciku karena aku sangat jelek." Dan ibunya berkata, "Oh, tidak...aku mencintaimu. Dan kamu cantik. LIhatlah ke dalam dirimu."

        Ketika ia masuk kelas satu, ia tidak terlihat jauh lebih baik. Ia masih tidak memiliki gigi. Luka-lukanya sangat jelas dan rambutnya tumbuh tidak beraturan. Ada orangtua yang sungguh-sungguh menelepon sekolah dan berkata, "Anakku tidak bisa belajar jika harus duduk di sebelah anak yang terbakar itu."
Saat ia berusia 8 tahun, giginya tumbuh, bekas luka bakarnya mulai pudar, anak-anak lain mulai terbiasa dengannya dan tampaknya kehidupaanya akan menjadi sangat normal. Ternyata saat ia hampir berusia 9 tahun, ia mengalami kemunduran besar. Ia menderita kanker, ia adalah salah satu anak pertama di kota kecil bagian selatan yang pernah menjalani kemoterapi dan hal itu menyelamatkan jiwanya. Ia kembali kehilangan rambutnya.

     Sejak ia berusia 4 tahun hingga 13 tahun, tidak ada potret dirinya, kecuali satu yang selalu ditanamkan sang ibu ke dalam pikiran gadis kecil itu, yaitu "Kamu cantik. Lihatlah ke dalam dirimu."
Akulah anak kecil itu...Itulah masa kecilku.

      Itulah cerita Jane dalam kutipan pidato motivasinya sebagai pembicara public Tingkat Nasional.  Kisah ini ingin mengajak kita bahwa ada kekuatan cinta yang tidak bersyarat, tidak ada harus ini/itu atau permintaan melakukan sesuatu untuk dapat dicintai. Cinta tidak diusahakan tetapi diberikan, itulah makna dari Harga Diri. Diakui sebagaimana adanya sebagai pribadi dan kepatutan untuk dicintai. Harga diri membertahukan nilainya sebagai seorang pribadi.

      Setiap manusia adalah pribadi yang mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam dirinya, itulah yang menjadikannya unik dan bernilai. Namun keunikan satu dengan lainnya pasti berbeda dan tidak akan pernah sama. Ketika kelebihan dan kekurangan dapat diterima menjadi satu bagian yang utuh maka sejatinya itulah cinta tanpa syarat. Menjadikan manusia dihargai dan diterima secara utuh sebagai pribadinya, bukan karena sesuatu yang telah dilakukan dan diberikan atau budi baik, latar belakang, tingkat pendidikan, pekerjaan, strata social, tingkat pengetahuan, dan lain sebagainya. Karena sejatinya manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling mulia dibandingkan dengan mahluk ciptaan yang lain karena manusia diberikan akal dan budi. Sudah sepatutnya kita sebagai mahluk yang paling mulia, untuk menerima sesama manusia secara utuh sebagai pribadinya dalam setiap relasi baik dalam kehidupan berkeluarga maupun bermasyarakat sebagai perwujudan penghormatan kepada Tuhan dan penghargaan kepada sesama. Sehingga cinta damai dan keharmonisan dalam kehidupan dapat dirasakan secara nyata di manapun kita berada. Salam Damai dan Bahagia....


Referensi :
Stop Self Sabotase dalam bukunya Pat Pearson M.S.S.W

Image : id.pinterest.com
Image : id.pinterest.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun