Mohon tunggu...
Kristin Siahaan
Kristin Siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Observer, Theological Student'15

Mulai dan nikmati prosesNya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pentingnya Penerimaan Diri (Self-acceptance)

28 Mei 2021   08:42 Diperbarui: 28 Mei 2021   08:51 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu merasa tertolak di suatu lingkungan? Atau bahkan diri sendiri tidak menerima kekurangan yang kamu miliki? Pastinya rasanya tidak enak dan jika disuruh untuk memilih tidak akan ada yang memilih berada di situasi tersebut. Menurut Carl Rogers, penerimaan diri merupakan salah satu ciri mental yang sehat dan berkembang. Penerimaan diri yang dimaksud ialah kesesuaian antara situasi yang nyata dan keadaan diri yang seharusnya atau ideal dalam diri. (Ahmad Susanto: Kencana, 2018)

Menurut penelitian, seorang anak yang mendapat penerimaan baik dari diri sendiri dan keluarga cenderung akan mampu berkreasi dan berprestasi daripada mereka yang alami ketertolakan di lingkungan keluarganya. Minder mau lakukan ini dan itu.

Tertolak di keluarga akan berdampak pada penolakan pada diri sendiri juga. Pasalnya, proses penerimaan diri bersumber dari dukungan orang tua, dukungan dari teman dekat, dukungan rohani, sikap masyarakat sekitar, komunitas masyarakat. Di antara seluruh sumber penerimaan diri tersebut, dukungan dari keluarga khususnya orang tua adalah faktor utama.

Dukungan dari keluarga bukan berarti membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar, tetapi katakan ya jika ya dan tidak jika tidak. Dalam hal ini, peran orang tualah yang utama. Menjadi orang tua sungguh amat besar tanggungjawabnya. Ia mesti berani menyatakan kesalahan jika si anak memang bersalah dan sebaliknya memberikan apreasiasi bahkan penghargaan diri bagi anak yang berhasil dengan capaian prestasi. Dua keadaan ini sungguh harus seimbang. Dilarang timpang. Apreasi harus sejalan dengan teguran.

Berbicara tentang penerimaan diri, ini tidak berarti menerima kesalahan dengan membelanya, tetapi menerima diri dan keluarga yang telah melakukan kesalahan dengan menunjukkan letak kesalahannya dan menawarkan cara untuk mengubah dirinya. Karena baik kesalahan juga prestasi merupakan kenyataan atau realitas hidup.

Sekarang pertanyaannya. Apakah kamu mudah berkarya dan berprestasi? Dapatkan dan beri penerimaan diri.

So, temukan penerimaan diri dalam keluargamu sehingga menciptakan penerimaan diri secara otomatis dalam dirimu. Dan jangan lupa juga sebaliknya, terimalah diri tiap anggota keluargamu apapun kekurangannya. Percayalah jika penerimaan diri sudah diperoleh, penolakan seperti apapun yang ada di depan matamu dan dekat di hatimu tidak akan membuatmu patah semangat, karena semangatmu berasal dari dalam diri sendiri. Selamat mencoba

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun