Sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK), saya sudah dikenalkan dengan istilah kertas sele-sele. Istilah ini akrab digunakan oleh penduduk di kota Medan.Â
Sama seperti istilah yang berbunyi "lain lubuk lain ikannya" artinya di daerah lain istilah ini diganti dan akrab disebut kertas oret-oret.Â
Kedua istilah ini bersinonim. Kertas ini berguna sebagai latihan menulis sebelum menulisnya di buku utama atau tempat dimana tugas harus dikumpulkan pada guru.
Tak dapat dipungkiri, ternyata kertas ini amat menyelamatkanku dari tiap kesalahan di tiap kata dalam tugas harianku. Masih kuingat betul, aku harus menggunakan banyak kertas sele-sele untuk mengulang-ulangi praktik menulis tiap huruf oleh guruku.Â
Pernah suatu saat, saya kesal sendiri terhadap kertas sele-sele karena tulisanku tak kunjung indah melihat sudah begitu banyak lembaran yang kuhabiskan. Tetapi, andai ia dapat berbicara saya sudah ditegurnya karena tidak tahu berterima kasih. hi hi...
Hari ini, sekali lagi aku belajar kembali dari benda ciptaan Tuhan, yang walaupun adalah benda mati, tetapi ia memberi sinyal kegunaan untuk membantu manusia. Beberapa pelajaran hidup dari kertas sele-sele antara lain:
1. Practice Makes Perfect
Bagaimana tidak, ternyata semakin banyak berlatih menulis, semakin melatih diri untuk menjadi seorang yang mapan dalam menulis juga berhitung.
2. Menghindari kesalahan dalam menulis
Dari kertas sele-sele, ternyata ia melatih diri saya untuk bersikap hati-hati dan tidak sembrono dalam mengerjakan sesuatu. Pentingnya ancang-ancang atau pemanasan sebelum sampai kepada hasil final.