"Adik nih bu... aku dikatai polisi khusus terus, mulai membantah untuk diperhatikan" jelas Talita
"Lanjut adik, kenapa bisa begitu? Tanya ibu lagi
"Kakak nih ma, aku bukan gak suka kakak perhatiin, tapi selalu saja pertanyaannya kayak orang yang sedang diwawancarai. Kepo (bahasa gaul) banget, aku kan udah besar bu..." jelas Yosef
"Sudah ibu paham. Begini Yosef dan Talita, ibu tidak membela dari antara kalian berdua. Tapi ibu punya teguran untuk keduanya. Buat Talita dulu, Talita... kamu memang kakaknya, tapi kamu juga harus memperhatikan hak adikmu, berikan dia kebebasan sedikit. Karena kalian kan sudah pada dewasa, harus sudah bisa punya penguasaan diri untuk sesuatu yang akan menjerumuskan kalian di luar sana. Jadi jangan lagi terlalu detail bertanya."
"Kemudian Yosef, kamu Yosef... jangan pernah melawan, tapi beri penjelasan dengan sabar. Kakakmu bermaksud baik untuk menolongmu tidak masuk ke pergaulan buruk. Kalau kamu ingin marah, langsung ingat kalau kak Talita itu mau melindungimu. Ibu dan ayah memang sudah memberi mandat untuk menjaga kalian pada kakakmu. Lagipula, kamu perlu menganggap kakak sebagai orang yang lebih tua darimu sehingga harus selalu dihormati nasihatnya."
"Saran dari ibu, coba dehkatakan saja, kakakku yang manis, jangan gitu dong nanyanya, sekali-sekali tanyain kamu sehat gitu dong? He he... belajar kendalikan emosi ya anak-anakku. Ayo sekarang kalian berdamai" Jelas ibu.
"Wek... malas banget memuji padahal yang bener bu." Ejek Yosef.
"Ada saat kita perlu meredam situasi yang panas nak" kata ibu.
"Aku memang manis tau." balas Talita.
"Sudah-sudah, sekarang salaman dan saling memaafkan." Pinta ibu
"Siap laksanakan bu." Kata mereka berdua.