Mohon tunggu...
KRISTINA SIREGAR 121211092
KRISTINA SIREGAR 121211092 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Undira Student Semester 7

Kristina Siregar - NIM 121211092 - Jurusan Akuntansi - Mata Kuliah Pengukuran Kinerja Sektor Publik - Universitas Dian Nusantara - Dosen Prof. Dr, Apollo Daito, M.Si.Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tata Kelola Ruang Publik Vita Contemplativa Hannah Arendt

27 September 2024   17:55 Diperbarui: 27 September 2024   17:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ita contemplativa adalah salah satu konsep penting dalam filsafat Hannah Arendt yang berakar pada tradisi pemikiran filsafat Yunani kuno. Istilah ini secara harfiah berarti "kehidupan kontemplatif," yaitu kehidupan yang didedikasikan untuk pemikiran, refleksi, dan perenungan. Menurut Arendt, vita contemplativa tidak dapat dipisahkan dari vita activa, atau kehidupan aktif yang melibatkan tindakan dan kerja di ruang publik.

Dalam buku Arendt, The Human Condition (1958), ia membedakan tiga aktivitas utama manusia yang membentuk kehidupan, yaitu labor (kerja), work (pekerjaan), dan action (tindakan). Ketiga aspek ini berakar pada vita activa, di mana manusia terlibat dalam aktivitas yang menghasilkan sesuatu. Namun, di balik semua ini, ada vita contemplativa yang berperan sebagai fondasi dari tindakan-tindakan manusia. Vita contemplativa adalah fase di mana manusia berhenti sejenak dari kegiatan aktif untuk merefleksikan makna dan tujuan dari tindakannya.

Vita contemplativa sangat penting dalam tata kelola ruang publik karena, melalui kontemplasi, manusia dapat memikirkan ulang struktur, tujuan, dan nilai-nilai yang mereka bawa dalam ruang sosial. Ini menjadi salah satu cara untuk memastikan bahwa ruang publik tidak hanya sekadar tempat untuk aktivitas fisik atau interaksi sosial, tetapi juga menjadi tempat refleksi kolektif tentang apa yang dianggap penting oleh komunitas.

2. Why (Mengapa Vita Contemplativa Penting dalam Tata Kelola Ruang Publik? )

Ada beberapa alasan mengapa vita contemplativa relevan dalam konteks tata kelola ruang publik.

Memperkuat Makna Ruang Publik sebagai Wadah Demokrasi :

Ruang publik, menurut Arendt, adalah tempat di mana individu-individu bisa saling berdialog, berdebat, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik. Ini tidak hanya mencakup aktivitas fisik, seperti demonstrasi atau rapat, tetapi juga pemikiran kritis dan refleksi. Vita contemplativa memungkinkan warga untuk merenungkan makna demokrasi itu sendiri, memahami tanggung jawab mereka, serta memastikan bahwa tindakan yang dilakukan dalam ruang publik tidak hanya reaktif atau spontan, tetapi juga berdasarkan pemahaman mendalam tentang isu yang dihadapi.

Misalnya, dalam konteks demonstrasi politik, vita contemplativa memainkan peran penting dalam memastikan bahwa tindakan kolektif tidak hanya didorong oleh emosi sesaat, tetapi juga didasari oleh pertimbangan etis dan tujuan jangka panjang yang lebih baik bagi komunitas. Dengan adanya pemikiran kritis yang muncul dari vita contemplativa, ruang publik tidak hanya berfungsi sebagai tempat bagi "penghuni," tetapi juga menjadi arena di mana ide-ide dapat diartikulasikan dan diuji secara rasional.

Mengintegrasikan Nilai-Nilai Moral dan Etika dalam Tindakan Publik:

Tindakan tanpa refleksi sering kali menyebabkan kebijakan atau keputusan yang tidak mempertimbangkan dampak jangka panjang. Vita contemplativa menyediakan landasan bagi kebijakan publik yang lebih etis dan adil. Dengan melibatkan kontemplasi dalam pengambilan keputusan publik, para pengelola ruang publik, termasuk pemangku kebijakan, dapat mempertimbangkan aspek moral dari setiap keputusan yang mereka ambil.

Sebagai contoh, ketika pemerintah kota merancang kebijakan mengenai ruang publik, seperti pembangunan taman kota atau jalan raya, vita contemplativa memungkinkan mereka untuk merenungkan dampak lingkungan, sosial, dan politik dari kebijakan tersebut. Pemikiran yang mendalam ini membantu menghindari keputusan yang hanya didasarkan pada pertimbangan ekonomi atau politis semata, tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun