Mohon tunggu...
Kristina Kharisti
Kristina Kharisti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Merupakan Future Teacher

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pengembangan Literasi Emergen dalam Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini: Peran Caregiver dan Lingkungan Sebagai Faktor Kunci

26 Juli 2024   20:33 Diperbarui: 26 Juli 2024   20:46 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Secara umum, literasi dapat didefinisikan sebagai keterampilan dasar membaca dan menulis. Membaca dalam konteks pendidikan anak usia dini merupakan kemampuan menghubungkan bahasa lisan, aksara, serta penguasaan kosakata (Susanti et al. 2023). Sedangkan menulis merupakan kemampuan menuangkan isi pikiran, pengetahuan, ide, serta gagasan dalam bentuk simbol pada media cetak maupun digital. Keterampilan menulis anak, dimulai dengan kemampuan memegang pensil dan membentuk garis secara abstrak hingga menulis beberapa kalimat pendek (Aisy & Adzani, 2019). 

Keterampilan literasi sudah mulai berkembang sejak anak dilahirkan dan menjadi semakin kompleks dalam setiap tahapan perkembangannya (Baiti, 2020). Keterampilan yang dimaksud meliputi, menyimak atau mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara (Fajriyah & Puspitasari, 2022). Tahap ini dikenal sebagai literasi emergen dan terjadi sebelum anak memasuki dunia pendidikan formal atau sekolah dasar. 

Literasi emergen menjadi sangat penting dalam lingkup pendidikan anak usia dini. Hal ini dikarenakan perkembangan kemampuan literasi pada anak prasekolah berada pada tahap literasi dasar, dimana stimulasi yang diberikan pada tahap ini akan mempengaruhi kemampuan literasi anak di jenjang berikutnya. Mary Clay (1998) beranggapan bahwa, sebagian besar anak usia dini belum siap untuk belajar keaksaraan hingga rentan usia tertentu. 

Padahal faktor kesuksesan dalam belajar salah satunya ditentukan oleh pemahaman terhadap keaksaraan dan bahasa. Disisi lain, dapat dilihat adanya kesenjangan antara kemampuan dan target pencapaian yang diharapkan ketika anak duduk di bangku sekolah dasar. Hal inilah yang membuat keterampilan literasi emergen dianggap penting dan perlu dikembangkan sejak dini untuk mempersiapkan anak ke jenjang pendidikan lebih lanjut.

Dalam upaya pengembangan kemampuan literasi emergen, terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang perlu diperhatikan oleh caregiver. Faktor internal terkait dengan kemampuan kognitif anak, sedangkan faktor eksternal lebih berfokus pada interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan kognitif berperan penting dalam memahami isi dan makna tulisan melalui proses identifikasi, analisis, pemaknaan, serta penguraian informasi. 

Fajriyah (2018) mengatakan bahwa, kemampuan kognitif berkontribusi dalam proses identifikasi fonem, huruf dan kata. Pada dasarnya interaksi anak dengan lingkungan memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perkembangan kemampuan kognitif anak. Vygotsky menyatakan bahwa kemampuan kognitif anak berkembang melalui adanya interaksi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sosial maupun fisik (Etnawati, 2021). 

Sejalan dengan itu, Septiani dan Syaodih (2021) berpendapat bahwa anak usia dini belajar bahasa melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya, baik keluarga, sekolah, serta masyarakat. Melalui interaksi yang ada, anak dapat belajar memahami penggunaan aksara untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, serta sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain. 

Keluarga, sekolah, dan masyarakat hendaknya dapat bersinergi menciptakan lingkungan fisik dan sosial yang dapat mendukung pengembangan kemampuan literasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan kemampuan literasi anak adalah dengan mendesain kegiatan baca dan tulis yang sesuai dengan kemampuan anak. Dalam lingkup anak usia dini, aktivitas membaca dan menulis hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak dan dikemas dalam kegiatan bermain yang menyenangkan. 

Sejalan dengan hal tersebut, Chambers et al. (2016) menyatakan bahwa kegiatan membaca dan menulis sebagai salah satu aspek pendidikan literasi emergen mencakup kegiatan pembentukan kesadaran fonemik, pengenalan alfabet, dan penulisan huruf maupun angka yang dikolaborasikan dalam seni, musik, bermain peran, dan storytelling. Untuk dapat memfasilitasi semua ini, maka diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat mendukung perkembangan literasi anak. 

Di tengah perkembangan pendidikan dan pesatnya arus globalisasi saat ini, caregiver dapat dengan mudah dijumpai berbagai macam media pembelajaran penunjang pendidikan literasi emergen. Media pembelajaran digunakan sebagai sarana menyalurkan ide, gagasan, serta pesan kepada anak (Liyana & Kurniawan, 2019). 

Alat permainan edukatif, buku cerita, flash card, dan audio dapat menjadi pilihan media pembelajaran membaca serta menulis untuk mengembangkan kemampuan literasi emergen. Dalam prosesnya, caregiver memiliki peran penting dalam mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan anak usia dini untuk tertarik membaca, memberikan teladan, serta motivator bagi anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun