Mohon tunggu...
KRISTINA Br SINAGA
KRISTINA Br SINAGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.

sedang berproses

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Indonesia Di Era Modern Terhadap Kemajemukan Bahasa

8 Desember 2022   00:18 Diperbarui: 8 Desember 2022   00:32 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                             

Penulis:  KRISTINA Br SINAGA, Devi Hanan

Salah satu kegunaan bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi dan berintegrasi dengan manusia lain. Setiap manusia pasti memiliki ciri dan gaya bahasanya masing-masing. Di dunia ini sangat banyak bahasa-bahasa yang di terapkan di setiap daerah, dan sudah pasti berbeda-beda. Termasuk di Indonesia, Indonesia sendiri adalah negara yang luas apalagi dengan pulau-pulaunya yang indah, oleh karena itu bahasa yang digunakan disetiap daerahnya juga berbeda-beda dan sangat banyak. Bahasa nasional Indonesia sendiri adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia ini dimulai setelah disepakati sebagai bahasa persatuan pada ikrar Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945.

Menurut Ethnologue, jumlah bahasa yang digunakan oleh umat manusia di dunia ini adalah 7.102 jenis. Namun dari jumlah bahasa tersebut, hanya 23 bahasa yang digunakan oleh lebih dari 50 juta orang di dunia. Pada zaman modern ini di Indonesia sendiri juga berkembang banyak bahasa-bahasa lain, seperti bahasa asing, atau bahasa-bahasa modern dikalangan anak muda, bahasa modern sendiri berkembang pesat melalui jalur internet, kemudian dengan cepat masuk ke lingkungan masyarakat luas. Sementara itu, bahasa asing yang sudah sangat populer juga tidak bisa dibatasi dengan alasan apapun untuk perkembangannya, hingga di Indonesia juga menggunakan bahasa asing di banyak bidang, contoh besarnya yaitu di bidang pendidikan, sosial, politik, ekonomi dan budaya. Pentingnya bahasa asing juga tak kalah banyak, apalagi dengan berkembangnya zaman maka berkembang pula ilmu-ilmu berbasis teknologi, dan juga interaksi antar negara semakin meluas. Dalam hubungan kenegaraan juga sudah pasti menggunakan berbagai macam bahasa asing.

Dengan bahasa asing yang populer, sekarang ini beberapa instansi mewajibkan untuk bisa berbahasa asing yang digadang-gadangkan dapat menunjukkan intelektual setiap profesi. Adanya perkembangan dalam bahasa asing maka bahasa-bahasa modern lain pun kemudian menunjukkan eksistensinya. Hal ini dikarenakan perkembangan zaman yang memaksa banyaknya kaum muda untuk ikut mempopulerkan bahasa-bahasa gaul tersebut. Contohnya seperti gaje, bucin, gercep, modus, japri, buanyak, mager, dan mantul, semua jenis kata tersebut menggunakan bahasa gaul yang memiliki artinya masing-masing. Bahasa gaul pada umumnya adalah bahasa yang digunakan oleh anak muda zaman kini, namun terkadang orang tua bahkan juga menggunakan bahasa gaul. Sebenarnya tidak ada masalah jika bahasa asing dan bahasa gaul digunakan pada saat non akademik atau para penutur berada dalam satu paham yang sama. Tetapi yang terjadi adalah sangat banyak orang-orang apa lagi anak muda menggunakan bahasa asing dan bahasa gaul tidak pada tempatnya, agaknya ada rasa jengkel jika anak muda mencocokkan bahasa gaul di ranah pendidikan, padahal seharusnya dalam ranah pendidikan sendiri bahasa nasional lah yang harus digunakan dan dikedepankan. Tidak hanya pada bahasa gaul, walaupun bahasa asing banyak kegunaan dan keungggulannya, juga tidak semestinya asal digunakan. Maksudnya adalah bahasa asing dan bahasa gaul ini digunakan dengan tepat dan memperhatikan lawan bicara. Bayangkan saja jika di ranah pendidikan sedang melakukan sesi diskusi dan tidak semua pelajar atau anggota diskusi menguasai bahasa asing, maka artinya sebagian dari mereka tidak paham dengan topik yang dibicarakan pada saat itu.

Kemudian dengan penggunaan bahasa gaul dan masih pada ranah pendidikan. Sangat baik jika bahasa gaul tersebut tidak digunakan dan lebih mengutamakan bahasa baku atau bahasa Indonesia. Aneh rasanya saat berdiskusi secara serius namun ada sebagian dari anggota diskusi menggunakan bahasa gaul yang sangat tidak cocok dengan ranah pendidikan. Mungkin ada beberapa dari pihak terkait mengatakan penggunaan bahasa gaul adalah untuk mencairkan suasana. Namun justru upaya tersebut lebih membuat suasana tidak lagi kondusif. Apalagi tidak semua anggota diskusi menyukai cara-cara tersebut. Kebanyakan dari para angggota diskusi belajar menyukai penggunaan bahasa-bahasa yang jelas, sopan dan terlebih lagi menggunakan bahasa Indonesia.

Bukan hanya di ranah pendidikan saja, penggunaan bahasa asing dan bahasa gaul ini, baiknya digunakan pada tempat yang semestinya dengan waktu-waktu yang sesuai. Tetapi memang sedikit dirasa sulit untuk membiasakan penerepan berbahasa yang tepat, hal ini di karenakan oleh banyak faktor, terutama faktor kebiasaan, sangat menghkawatirkan jika para pemuda dan pemudi tidak lagi melestarikan bahasa nasional yang mana bisa saja terjadi jika mereka terus terbuai dengan bahasa asing dan bahasa gaul yang dirasa cukup mengeksistensikan tuturan mereka. Padahal tidak semua kondisi atau keadaan memuji tingkat kehebatan gaya berbahasa tersebut. Kembali lagi pada tatacara berbahasa dan melihat lawan bicara saat menuturkan kata demi kata hingga beberapa kalimat selanjutnya. Pada intinya seberapa luas modernisasi telah masuk ke ranah bahasa, kebijakan penggunaannya tetap di tangan masing-masing individu. Oleh karena itu sangat diharapkan untuk para anak muda untuk lebih membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

                                                                                    Sumber: https://images.app.goo.gl/pwytM52NpgHUjNF26

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun